Tuesday 1 April 2014

Cinta ku, Cinta nya dan Cinta Kami


  Februari, hujan turun dengan derasnya, aku membuka mata karena suara hujan yang membangunkan, matahari belum menandakan akan muncul dengan segera.
“Hey! apakah dia masih belum bangun ?  apakah dia lupa tugasnya untuk menyinari bumi ? apakah karena dia sendirian, dia merasa bosan untuk menyinari bumi?”
 Apa pun alasan dia, aku tidak mau tahu! Itu bukan urusanku. Cepatlah hujan  ini reda, jika terus seperti ini, aku akan terlambat datang ke sekolah, karena jarak dari rumah ke sekolah yang lumayan jauh. Untuk itu menghabiskan waktu hampir satu jam , aku harus naik dua kali angkutan umum bila ingin sampai ke sekolah, untung saja sekarang aku akan naik motor, jadi bisa menghemat waktu sampai 30 menit. Terlebih lagi aku trauma jika datang terlambat ke sekolah, aku lebih baik tidak sekolah dari pada terlambat. Aku akan terkena hukuman dan tertahan di gerbang depan sekolah. Aku merasa bila aku terlambat, orang-orang akan memperhatikanku, melihat dengan tatapan tajam ke arahku, entah itu tatapan bahagia, sedih atau marah. Entahlah!.  Selain tertahan di gerbang, aku pasti disuruh memungut sampah yang berserakan di sekolah, miriplah aku dengan petugas kebersihan. Belum, belum sampai disitu penderitaanku, tugas paling berat bagi seorang siswa adalah menulis, betul saja, aku akan disuruh menulis dan berjanji pada secarik kertas.
 “Aku berjanji bahwa aku tidak akan datang terlambat ke sekolah lagi” begitulah kata-kata yang harus aku tuliskan, dengan sabar, sambil ditemani, aku menuliskannya dengan penuh perasaan. Itulah pengalaman berharga sehingga aku menjadi trauma datang terlambat, itu tidak akan ku ulangi lagi, cukup satu kali! .
 Hujan pun semakin deras, aku menjadi pasrah dibuatnya, lebih baik merapatkan diri dengan selimut yang menghangatkan itu. Mata sengaja ku pejamkan, aku ingin tidur lagi, tetapi hati menjadi gelisah. Muncul pertanyaan-pertanyan asing dalam hati,  “Bagaimana bila nanti ibu menayakan, kenapa tidak sekolah ? akankah aku berbohong, ku jawab saja aku sedang sakit, tapi sakit apa ?”  lalu ada bisikan-bisikan aneh yang menjawabnya, bisikan itu berkata. “katakan saja kamu sedang sakit, ya sakit hati, dibohongi oleh kekasih kecilmu, dia bersandiwara dihadapan dan dibelakangmu hingga 2 tahun lamanya, itulah yang menyebabkan kamu sakit sehingga kamu malas berangkat sekolah”.  Belum sempat ku jawab, lalu ada bisikan lain yang terlebih dahulu membalasnya. “Apa kata dunia ? jangan katakan itu, kamu ini seorang laki-laki, seorang arjuna, pantang bagimu mengatakan curahan hati seperti itu. Biar saja hanya Sang pencipta lah yang mengetahui dan untuk dia, semoga cepat sadar akan perlakuannya terhadapmu”.  itulah bisikan aneh yang terakhir.
  Ketika aku hendak menarik selimut, tak lama aku ingat, bahwa hari ini adalah hari minggu, oh betapa bahagianya aku, tidak ada perasaan takut lagi datang terlambat ke sekolah.  Lalu aku berbisik dalam hati. “Wahai sang mentari, kini kau hanya punya dua pilihan untukku, yang pertama kau boleh tidak bersinar hari ini dan memilih menemaniku di tempat tidur,  atau yang kedua, kau memilih menyinari bumi sekaligus menyinari hatiku yang sedang mendung ini”.  Setelah itu aku tertidur kembali.
 Sreng- sreng- sreng! Suara yang terdengar dari arah dapur, aku jadi terbangun, apakah Ibu sedang menyiapkan sarapan untukku ? Bukan, ini bukan hari minggu. Hari ini adalah hari senin, aku harus bergegas berangkat sekolah sekaligus menjual nasi bungkus dan gorengan buatan Ibuku. Ya aku sekolah sambil berjualan.
  Hari masih saja hujan, seperti kemarin langit masih menangis, aku jadi bingung karenanya. Haruskah aku senang ? karena tidak ada upacara senin ini, atau  harus sedih karena tidak akan mendapat nasehat dari Ibu Bapak guru ketika upacara ? sudahlah, yang jelas  aku harus segera berangkat sekolah .
 Sambil dibantu oleh tetangga, aku mengemas nasi bungkus dan gorengan yang siap di jual ke dalam kardus, karena ibu sedang hamil empat bulan saat itu, Ibu meminta tetangga untuk membantunya. Singkatnya aku berangkat sekolah dengan menggunakan motor, setelah sebelumnya sarapan bersama dengan mereka, 40-60 bungkus biasanya nasi  yang ku bawa ke sekolah. Lalu di tengah jalan aku lupa tidak mengisi bensin dan akhirnya motor pun mogok. Aku  takut terlambat datang ke sekolah karena bagaimana nanti aku bisa menjual nasi bungkus dan gorengan buatan ibu ?  tentu ibu akan kecewa nantinya.
 Ya, aku tidak bisa terus meratapi kenyataan ini. Ada  mentari kecil  yang menyinari dalam hati, yang berpesan agar aku jangan mudah putus asa, teruslah bersikap positif. Aku lalu mengambil tindakan, aku bergerak mendorong motor sambil mencari penjual bensin eceran. Saat itu hujan, aku begitu sedih dan merasakan arti pengorbanan cinta orang tua untuk anak-anaknya. Ya Tuhan beginikah rasanya mencari nafkah ? terasa sulit sekali, maafkan hambaMU yang tidak berbakti kepada keduanya.  Tuhan memang maha Adil, tidak jauh aku mendorong motor,  di depan sana ada penjual bensin lalu aku mengisi bensin dan akhirnya sampailah aku di sekolah dengan tidak terlambat.
 Saat itu aku sudah duduk di bangku kelas 12 SMA dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian akhir nasional (UAN). Aku berkeliling kelas, menawari pada setiap anak nasi buatan ibu, bersama teman sebangku. Aku senang sekali ada beberapa guru yang mau membeli, akhirya tinggal beberapa bungkus nasi saja yang tersisa, maka sengaja aku memberikannya pada teman-teman di sekolah,  sekarang habis sudah semua nasi bungkus dan gorengan buatan ibu. Sampailah pada waktu bel pulang sekolah  berbunyi, aku pulang dengan perasaan bahagia, sedih, terharu, pokoknya semua perasaan sulit diungkapkan waktu itu.  Ya aku pulang menghadap ibu beserta uang hasil jualanku.
 Kenapa aku mau berjualan ? karena Ayah sedang bertugas di luar kota selama 40 hari. Untuk menambah biaya kebutuhan sehari-hari dan sekaligus mengasah jiwa kewirausahaan, aku berinisiatif untuk berjualan di sekolah,  walaupun kadang ada anggapan-anggapan negatif, atau ledekan dari teman-teman, aku tidak mendengarkannya, aku lakukan demi cinta kepada Orang tua dan keluarga. Begitu pula dengan Ibu, meski sedang mengandung 4 bulan, ibu rela melakukannya demi cinta kepada kami.  Itulah cinta, dari proses berjualan tersebut, aku mendapatkan pelajaran berharga tentang cinta.
Atas dasar cinta, ternyata teman-temanku tidak meledekku  tetapi mereka malah memberikan dukungannya, memberi semangat setiap waktu.
Atas dasar cinta, kini aku memahami, betapa besar pengorbanan orang tua untuk anaknya.
Atas dasar cinta, aku belajar tentang keikhlasan, membuka mata, siapa orang yang memang begitu mencintaiku dengan tulus.
Atas dasar cinta, semua menjadi indah, memberikan kekuatan pada orang yang memilikinya.
 Untuk menutup cerita singkat ini, bolehkah aku berbagi puisi tentang cinta ? cinta yang aku alami, cinta yang aku rasakan dan cinta kita semua.
Cinta......
Cinta itu bukan soal Hati, atau harta dan properti.
Cinta itu bukan soal Pribadi,  villa pribadi atau rumah pribadi.
Cinta itu bukan soal wibawa, wi...bawa mobil atau wi....bawa merci.
Cinta itu bukan soal sekedar, sekedar menyukai seseorang karena sesuatu.
Tetapi cinta itu.....
Cinta adalah perasaan ingin selalu berbagi, ya berbagi kebahagiaan.
Cinta adalah ketulusan yang dibuktikan dengan pengorbanan.
Cinta adalah egois yang  positif, tak perduli dengan keadaan , akan ada alasan mengapa kita mau    berkorban untuknya.
Cinta adalah cinta..........
Ahh, kita memang berhak mencintai dan juga dicintai.
Ahh, mungkin kita sendiri lebih tahu tentang arti sebuah cinta.
Terimakasih Tuhan, Engkau telah menciptakan cinta untukku, untuknya dan kami semua.
***

5 comments:

  1. Wuih Bagussss bgt..
    Banyakin nulis z..
    Udh cocok ni dbikin buku..hehe
    kata2'a simple..jd ngerti.
    Qt gk boleh gengsi wat bntu ortu

    Ni asli pengalaman km??

    ReplyDelete
  2. Wuih Bagussss bgt..
    Banyakin nulis z..
    Udh cocok ni dbikin buku..hehe
    kata2'a simple..jd ngerti.
    Qt gk boleh gengsi wat bntu ortu

    Ni asli pengalaman km??

    ReplyDelete
  3. makasih kak, jadi semangat nulis lagi :D iya hehe pengalaman asli :) aamiin, iya mau banget bikin buku :D

    ReplyDelete
  4. Jd selama 2 tahun dsakitin spa tuh?? Hehe
    Klo nerbitin buku kabar2n y..
    Pst aq lgsg beli ^_^

    ReplyDelete
  5. hehe :D iya kak, gak usah beli nanti buat kak icha mah gratis :)

    ReplyDelete