Saturday 19 April 2014

University Kingdom of Heaven


hujan adalah hubungan baik antara air dengan awan, sudah 3 hari ini, desaku terus di guyur hujan, ya desaku adalah sekumpulan manusia imigran dari sorga, genteng-genteng beterbangan, menghancurkan rumah persembunyian si Jampang.
"Kapan hujan ini berhenti ? " kata Jampang
"Hujan ini berhenti, bila tidak lagi menjatuhkan air" jawab Karsan
"Kenapa Hujan ini air ? " tanya Jampang
"Kalau bukan air, itu bukan hujan"
"Kenapa nenek selalu pergi setelah hujan?"
"Karena nenek kita ikut dalam partai bidadari pencari bujang (PBPB)". timpal Karsan, yang langsung menghilang setelah menjawab itu dengan jurus meraga sukmanya.
Jampang lalu mengambil wudhu, karena ia lupa belum sholat ashar.
Dari arah dapur, datang adiknya yang bernama Acam bin Maun, kurasa di baru saja menelpon istrinya yang ada di Taiwan sana.
"Umi udah makan belum ? disini Hujan, disana hujan enggak ? ".
"sudah makan sama nasi dan garam saja, iya Hujan ". Jawab Istri Acam bin Maun yang bernama Ayumi Sunade.
klik, obrolan pun terputus, benar saja Istri Acam bin Maun ini adalah Ayumi Sunade yang keturunan jepang, mereka sudah di karunia 22 anak, semuanya kembar identik.
"Maun, kesini". kata Jampang memanggil adiknya
“Iya bang tunggu bentar, aku lagi kasih makan semut”.
Lalu datanglah Acam bin Maun, mengenakan pakaian seragam sekolah SD.
“Maun, sekarang hari sudah sore, saatnya kamu untuk kuliah melanjutkan Studi S3mu, karena kamu kanidat Doktor, biarlah nanti anak – anakmu, abang yang urus, cepatlah nanti kamu bisa terlambat datang ke kampus”. Kata Jampang
“Baik bang, terima kasih, abang juga jangan lupa, setelah mengurus anak – anak, maka cepat datang ke kampus untuk mengajar disana, kan bang Jampang ini adalah Dosen tetap di kampus University Kingdom of heaven”. Balas Acam bin Maun, sambil pamit , ia bergegas pergi.
Mereka betul – betul menyadari pentingnya menuntut Ilmu, itulah yang menjadi alasan kenapa mereka begitu gigih dalam menuntut Ilmu.
“Barang siapa menuntut ilmu, maka akan dimudahkan jalan baginya ke sorga”.

No comments:

Post a Comment