Thursday 3 April 2014

Menjadi Penulis Hebat dengan Cara yang Mudah? Cobalah Menulis Cerita Flash Fiction



Hallo netters, Salam Sukses Dunia Akhirat.

kali ini saya akan menjelaskan secara singkat flash fiction, kenapa saya ingin menjelaskannya ? ya ternyata menulis cerita Flash Fiction adalah gerbang menjadi penulis hebat, ternyata menulis itu tidak sesulit yang kita bayangkan dan tak semudah yang kita ucapkan. “Jangan pikirkan apa yang akan
anda tulis, tapi tulislah apa yang anda pikirkan” (Abdul Hakim El-Hamidy). untuk itu kita yang mencoba menjadi penulis hebat, cobalah menulis cerita Flash Fiction.  Apa itu Flash Fiction?  Dikutip dari wikipedia, flash fiction adalah karya fiksi yang sangat singkat, bahkan lebih ringkas dari pada cerita pendek (cerpen). Walaupun tidak ada ukuran jelas tentang berapa ukuran maksimal sebuah flash fiction, umumnya karya ini lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Rata-rata flash fiction memiliki antara 250 dan 1000 kata.
Berikut contoh adalah Cerita FLASH FICTION.

SEPATU KEIKHLASAN

Oleh: Istiana Manek

Hari itu semua siswa sekolahku sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang sedang sibuk bersenda gurau di luar kelas, ada yang sedang kerja bakti, juga beberapa siswa lainnya langsung masuk menuju ruang kelas. Berbeda halnya dengan kelasku, hari itu jadwal kelasku untuk mengikuti jam pelajaran olahraga. Kami masuk dalam materi pembahasan tentang Lari Estafet yang akan di praktekan langsung di lapangan. Kami memulai pemanasan untuk melemaskan otot-otot badan yang kaku. Satu persatu nama pun di panggil, hingga tibalah giliranku. Semua bersorak penuh semangat. Aku lari sekuat tenaga, karena tingkat kecepatan lari akan mempengaruhi nilai. “Nilaiku aman” Pekikku saat itu dengan penuh kegirangan. Nama-nama teman ku pun di panggil. Tiba-tiba mataku tertuju pada seorang teman kelasku yang telihat sedih dan sedikit menyembunyikan sepatu yang sedang digunakannya. Sesekali ia melemparkan pandangannya pada sepasang sepatu yang ia kenakan. Aku pun ikut menatap dan memperhatikan gerak geriknya. Ku arahkan mataku pada sepasang sepatu yang ia kenakan. Sontak aku kaget bukan main. Ia menggunakan sepatu warna hitam yang kumel, sepatu yang tidak seharusnya di gunakan untuk hari olahraga dan bisa mendapat teguran dari guru Olahraga karena semuanya telah di atur dalam tata tertib. Aku benar-benar tersentuh dan merasa iba padanya. Aku tahu ia bukan dari kalangan keluarga yang berada. Aku mendekat ke arahnya dan sedikit berbisik. “Ka, kenapa kamu pake sepatu yang bukan untuk olahraga? Kamu bisa dapat tegurang lagi!” Ia hanya tersenyum menatapku.

Wajah kesedihan yang ku lihat di wajah polosnya menjadi hilang dan berganti dengan senyuman hangat. Dengan lembut ia membalas bisikanku. “Apa boleh buat! Inilah satu-satunya sepatu yang menemani jejak langkahku mencari ilmu!. Aku tercengang mendengar jawabannya. “Kita bisa bertukar sepatu, nanti kalau sudah selesai kita bisa tukaran lagi, gimana?”. “nggak apa-apa? Aku tahu, pasti nanti dapat teguran.hanya ini sepatu yang ku miliki” Saat Nama Eka di panggil, dari kejauhan Bapak guru olahraga sudah ancang-ancang mengeluarkan larangan untuk siswa yang tidak menggunakan sepatu olahraga dan akan dikeluarkan. Eka yang termaksud mendapat teguran dan tidak akan diikutsertakan, pasalnya sudah berapa minggu ia mendapat teguran, namun tak pernah diindahkan karena minimnya biaya yang ia miliki. Kekhawatiran Eka benar benar terjadi. Ia sangat sedih dan pergi menyendiri di bawah pohon Ketapang. Aku kembali menawarkan jasa kepadanya. Ia terus juga menolaknya. Hingga tak lama kemudian hatinya luluh walau dengan sedikit nada tepaksa. “Nggak apa-apa, saya ikhlas Ka! Sesama manusia harus saling membantu! Yang lain mengalami kesusahan maka kita yang bisa membantu harus memberikannya, entah itu bentuk pikiran, perbuatan, atau sejenisnya” Eka menatapku dalam-dalam dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia mengulurkan tangan ke arahku mengucap terimakasih. Aku menyambutnya dengan suka cita. Aku bahagia bisa membantunya walau hanya dengan sepasang sepatu olahraga. Nama Eka pun di panggil dan ia bisa kembali mengikuti praktek Lari Estafet. “Terimakasih Na, ini sepatu kamu! Saya tidak akan lupa, suatu saat nanti saya akan membalas kebaikanmu.”
***
Beberapa bulan setelah kejadian itu, kami menjadi lebih akrab. Hampir setiap saat kami selalu jalan bersama, mengerjakan tugas sekolah atau pun bersenda gurau. Kami benar-benar nyaman satu sama lain. Suatu hari, pihak sekolah meminta beberapa data-data siswa yang akan dikirim ke pusat. Aku dan sahabatku Eka, bersama-sama untuk memperbanyak data-data yang di perlukan. Kesana-kemari mengambil data, membuatku sedikit kebingungan. Beberapa data-data yang telah ku perbanyak tercecer entah kemana. Aku panik bukan main. Aku mencari ke tempat-tempat yang telah ku singgahi namun hasilnya tak juga kutemukan. Aku tersungkur menangis di sudut meja kelasku. Entah apa yang ada dalam pikiranku saat itu. Ternyata tanpa sepengetahuanku, sahabatku Eka diam-diam kembali pergi mencari data-dataku. Ia berlari kesana-kemari walau nafasnya sudah tidak teratur, bajunya basah oleh cucuran keringat. Ia mencari sekuat tenaga. Di dalam dirinya masih tersimpan perasaan hutang budi padaku. Rasanya ada yang menjanggal dalam dirinya. Lama ia mencari dengan susah payah, akhirnya di temukanlah data-dataku itu, ia temukan di dekat UKS sekolah. Ia segera berlari kearahku untuk mengabarkan kabar gembira itu. “Na….Aku sudah temukan data-datamu” Aku menatapnya dengan wajahyang mulai tersenyum. Aku sangat bahagia, namun sesaat aku mengerutkan dahiku. Badannya lusuh, nafasnya benar-benar tak teratur dan bajunya basah oleh keringat. “Na, akhirnya tak ada lagi hutang budi! Kamu masih ingat sepatu kan? Terimakasih” sambungnya lagi. Aku kembali menatapnya dengan air mata yang sudah mulai jatuh membasahi pipiku, aku memeluknya erat-erat. “Begitu berbekaskah sepatu itu? Kenapa kamu lakukan semua ini? Terimakasih sahabatku.” ucapku daklam rinai hati yang paling dalam.

***
Cerita diatas adalah kisah nyata yang dialami langsung oleh penulisnya dan dituangkan dalam bentuk tulisan, dan saya yakin anda pun bisa membuat cerita serupa karena dalam kehidupan anda pasti ada banyak moment-moment yang sangat menarik untuk dituangkan, apakah itu kisah sedih, kisah lucu, kisah mengharukan, kisah inspiratif, dan lain lain.

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment