Sunday 13 April 2014

Laboratorium Cinta II


 Bercinta di Rumah Calon Mertua

 Telah datang kabar kepadaku, ternyata engkau telah dijodohkan dengan temanku yang S2. Padahal kamu baru anak TK, ternyata pilihan orang tuamu yang memisahkan jarak diantara kita. Semoga kamu senang, semoga kamu sedih, semoga kamu tidak melupakanku, semoga.Aku menyukaimu bukan hanya yang berkata-kata, aku yang tua bangka ingin sekali melindungimu, tetapi pupus ketika temanku yang S2 mendahului.
 “Hey terimalah cintaku ! bila tidak,  maka akan ku kirimkan tentara kuwait untuk memaksamu, atau para  Jendralku yang sedang bertugas menghadiri pembantaian lalat dan capung di Afrika agar menyekap kalian”. Dengan nada lemah lembut aku bilang kepada mereka, karena aku tahu, sebagai muda harus menghormati orang yang lebih dulu lahir. Ahh , Tetapi orang tua anak TK itu masih saja enggan menerimaku, padahal sudah aku paksa.  
Bejo pun menangis,  Bejo adalah tangan kanan kepercayaanku, temanku waktu SD, mungkin teman dari orang tua anak TK itu juga.
“Kenapa kamu menangis Bejo ? aku jadi sedih melihatmu” tanya ku padanya.
“Anu Bos, saye kelilipen, atau saye kasihen melihet bos yang tidek diterime”. Jawab Bejo, maklumlah  Bejo ini adalah orang jawa asli, dia belajar melayu secara otodidek.
“Preman zaman sekarang aku memang salut, dia lebih hafal lagu Cinta di banding aku, lihat saja tatonya kupu-kupu”. Sambil ketawa aku bilang itu pada Bejo.
“Bejo juge manusie Bos, yang punya Hati juge yang punya Cinta”. Kata Bejo, sambil menunduk malu.
Dan akhirnya, orang tua anak TK itu pun  berkata, setelah tadi hanya membisu dan mendengarkan aku dan Bejo berbicara dengan intim.
Apaaaaaaaaa ? Ibu bilang apa  ? ini aku calon menantumu tidak bisa mendengarkanmu.
Ternyata sang Ibu hanya bilang dalam hati.
Ibu, apa pun yang engkau katakan, mau terima atau menolakku, aku akan tetap mencintai anakmu. Aku benar jatuh cinta pada anakmu, dan untuk alasannya biarlah kasih sayang yang berbicara.
Aku dan Anakmu juga mencintaimu.
***

No comments:

Post a Comment