Bercinta di Rumah Calon Mertua
Telah datang kabar kepadaku, ternyata engkau
telah dijodohkan dengan temanku yang S2. Padahal kamu baru anak TK, ternyata
pilihan orang tuamu yang memisahkan jarak diantara kita. Semoga kamu senang,
semoga kamu sedih, semoga kamu tidak melupakanku, semoga.Aku menyukaimu bukan
hanya yang berkata-kata, aku yang tua bangka ingin sekali melindungimu, tetapi
pupus ketika temanku yang S2 mendahului.
“Hey terimalah cintaku ! bila tidak, maka akan ku kirimkan tentara kuwait untuk memaksamu,
atau para Jendralku yang sedang bertugas
menghadiri pembantaian lalat dan capung di Afrika agar menyekap kalian”. Dengan
nada lemah lembut aku bilang kepada mereka, karena aku tahu, sebagai muda harus
menghormati orang yang lebih dulu lahir. Ahh , Tetapi orang tua anak TK itu
masih saja enggan menerimaku, padahal sudah aku paksa.
Bejo pun menangis, Bejo adalah tangan kanan kepercayaanku,
temanku waktu SD, mungkin teman dari orang tua anak TK itu juga.
“Kenapa kamu
menangis Bejo ? aku jadi sedih melihatmu” tanya ku padanya.
“Anu Bos, saye
kelilipen, atau saye kasihen melihet bos yang tidek diterime”. Jawab Bejo,
maklumlah Bejo ini adalah orang jawa
asli, dia belajar melayu secara otodidek.
“Preman zaman
sekarang aku memang salut, dia lebih hafal lagu Cinta di banding aku, lihat
saja tatonya kupu-kupu”. Sambil ketawa aku bilang itu pada Bejo.
“Bejo juge manusie
Bos, yang punya Hati juge yang punya Cinta”. Kata Bejo, sambil menunduk malu.
Dan akhirnya, orang
tua anak TK itu pun berkata, setelah
tadi hanya membisu dan mendengarkan aku dan Bejo berbicara dengan intim.
Apaaaaaaaaa ? Ibu bilang
apa ? ini aku calon menantumu tidak bisa
mendengarkanmu.
Ternyata sang Ibu
hanya bilang dalam hati.
Ibu, apa pun yang
engkau katakan, mau terima atau menolakku, aku akan tetap mencintai anakmu. Aku
benar jatuh cinta pada anakmu, dan untuk alasannya biarlah kasih sayang yang
berbicara.
Aku dan Anakmu juga
mencintaimu.
***
No comments:
Post a Comment