Tuesday 31 December 2013

Motivasi | Semangat Awal Tahun membawa pada Kesuksesan

SEMANGAT MENYAMBUT KESUKSESAN 2014
Assalamualaikum
wr wb.
Segala puji hanya milik Alloh Swt, salam dan sholawat untuk Rosulullah Saw.
Kita adalah manusia yang di beri kapasitas mengorganisasi diri untuk meningkatkan kualitas kinerja sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Intropeksi/ muhasabah bukanlah kata asing untuk telinga kita karena banyak sekali sahabat, kolega dan keluarga selalu mengajak kita untuk melakukan muhasabah. Mereka mempergunakan waktu seperti malam akhir tahun, sekaligus menyambut awal tahun (hijriah dan masehi) melakukan intropeksi dan evaluasi diri. Merenungkan apa yang telah di perbuat, lalu menyusun koreksi diri, menyusun perbaikan dan membuat langkah nyata, melakukan program baru. Program dapat berupa kebaikan, peningkatan atau program baru yang diputuskan setelah perenungan.
Untuk itu, alangkah baiknya kita mengambil momen akhir tahun untuk menyusun target 2014. Silahkan isi di kolom komentar apa target anda di 2014 ?
Terima kasih, dan semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum wr wb.

Friday 27 December 2013

Arti Kata-Kata Bijak Motivasi

assalamualaikum wr wb.


sahabat yang baik,

Perlu di ketahui kata-kata adalah Do'a dan kata-kata dapat mempengaruhi Pikiran dan Tindakan kita terhadap sesuatu. Percaya atau Tidak, Sebagaimana dengan Batu yang telah di lempar maka tidak bisa kembali lagi begitu pula dengan kata-kata apabila sudah terucap maka tak bisa di tarik lagi maka berpikirlah sebelum berucap. nilai sebuah kata-kata itu penting dapat menunjang kesuksesan kita dalam Hidup ini. lihat lah orang-orang sukses di dunia ini, contohnya saja motivator sukses Mario Teguh, Jamil Azzaini dan dari pengusaha seperti Chairil Tanjung dan Abu Rizal Bakrie yang menginspirasi Negeri ini.
  Gunakanlah selalu kata-kata Positif dan pemilihan kata yang baik. mulailah dengan membuat status baik itu di facebook, twitter maupun jejaring sosial lainnya. selain bernilai kebaikan tentunya rasa Perhatian teman kepada kita jauh berbeda, itu di rasakan oleh penulis sendiri. buatlah setiap hari kata-kata positif lalu kirimlah sms kepada teman secara rutin, dan tunggulah keajaibannya. bukankah kita dimanjakan dengan biaya sms yang murah?
   Sahabat, mari kita sama-sama Belajar saling memberi dan menasehati. semoga Bermanfaat.
wassalamualaikum wr wb.

Saturday 21 December 2013

Ketika Perut Rasulullah Berbunyi



Assalmualaikum wr wb                      

Sabahat yang baik.

Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai shalat, ”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?” Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.” Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…”Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak. Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?” Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?” Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.” Dari kisah di atas banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita teladani dan kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari antara lain : Pertama, gaya hidup Rasulullah yang sederhana dan bersahaja di saat sebenarnya Beliau bisa saja hidup dengan kemewahan. Kecintaan para sahabat kepada Rasulullah sungguh luar biasa sehingga secara kehidupan duniawi tidak mungkin Beliau berkekurangan. Sikap hidup sederhana yang merupakan pilihan hidup Nabi ini kemudian menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin hebat dalam sejarah Islam. Kedua, sikap empati Rasul terhadap ummat saat itu. Sebagai pemimpin, Beliau ingin menunjukkan rasa cinta kepada ummat dengan memilih gaya hidup sederhana karena memang hampir sebagian besar ummat Beliau saat ini hidup dalam keterbatasan. Beliau mau mengorbankan kesenangan demi ummat, bahkan Beliau rela menanggung lapar dengan harapan biarlah hanya Beliau saja yang lapar dan ummat Beliau kelak tidak akan lapar di dunia dan akhirat kelak. Sungguh Kita semua sangat merindukan sosok pemimpin yang meniru akhlak Rasulullah, pemimpin yang mengutamakan kepentingan orang-orang yang dipimpinnya diatas kepentingan pribadi. Ketiga, bisa juga kita mengkaji secara ilmiah apakah memang ada hubungan antara mengikat kerikil di perut dengan menghilang rasa lapar. Lalu kerikil yang dipakai Rasul apakah hanya sekedar kerikil biasa atau kerikil khusus yang telah Beliau doakan. Apakah Rasul hanya pada saat lapar saja mengikat batu kerikil di perut atau memang itu kebiasaan Rasul, dalam keadaan lapar dan kenyang tetap batu kerikil tersebut ada di perut Beliau yang diikat dalam kain. Bisa jadi kebiasaan mengikat kerikil diperut yang dilakukan Rasul ini yang kemudian menjadi tradisi dikalangan Sufi, dalam keadaan lapar melaksanakan puasa-puasa khusus batu itu berbunyi (karena batu tersebut bergesek antara satu dengan lainnya seperti batu Rasulullah) ketika shalat dan bergerak akibat kainnya yang sudah agak kendor dan dalam keadaan normal batu tersebut tidak berbunyi karena lilitan kainnya pas melingkar di perut. Wallahu’alam!
Wasalmualaikum  wr wb.

Sunday 15 December 2013

Tips Menjadi Pelajar Berperstasi (part 1)

Assalamualaikum wr wb.
 saudaraku, tentunya menjadi hal yang patut dibanggakan apabila kita mampu menjadi Pelajar atau Insan yang Berprestasti bermanfaat bagi sesama .Nah, kali ini Penulis akan Berbagi Kiat-kiat menjadi Pelajar Berprestasi yang di ambil dari buku kaifa tathlubu al-'ilma karya DR. 'Aidh al-Qarni.
Pada Hakikatnya semua manusia yang hidup itu sama. Sama-sama diberikan waktu 24 jam oleh Alloh SWT. lalu apakah yang membedakan, kenapa si Fulan lebih Cerdas dan si Fulan bisa Hafal Al-Quran? kadang kita berpikir karena itu sudah pemberian dari  Alloh atas kelebihannya, ternyata tidak semua Benar. pasti ada Rahasianya, apakah itu? ya Manajemen Waktu yang membedakannya. untuk itu kita WAJIB mengatur dan memanajemen waktu sebaik mungkin serta memaksimalkannya. bila kita sulit membuat gambaran, kali ini penulis akan berbagi menurut buku kaifa tathlubu al-'ilma.
   JADWAL HARIAN BAGI PENUNTUT ILMU
1. Ba'da shalat shubuh sampai terbitnya matahari:
a. menghafal lima ayat al-Qur'an, satu hadis, dan kesimpulan ringkas dari sebuah matn
2. dari terbitnya matahari hingga waktu zuhur: Belajar Formal, atau pergi ke kantor, atau bekerja, atau berdagang.
3. selepas zuhur: membaca sejarah, sastra, makan siang dan tidur siang.
4. ba'da ashar: membaca beberapa buku yang telah disebutkan di atas.
5. ba'da magrib sampai isya: mengulang hafalan al-Qur'an, hadis dan matn
6.ba'da isya: menyaksikan siaran-siaran islami di televisi, membaca majalah-majalah yang berfaidah,buku-buku beilmiah, makan malam dan tidur.
 Adapun untuk jadwal mingguannya adalah sebagai berikut:
1. Hari kamis digunakan untuk bersilaturahmi dan berkumpul dengan keluarga.
2. Hari jum'at untuk menghayati al-Qur'an,berzikir, berdoa, melakukan shalat-shalat sunat, memperbanyak shalawat kepada Rasulullah, intropeksi diri dan menata harapan-harapan.
nah mungkin itulah saudaraku kiat menjadi pelajar berprestasi kali ini, semoga bermanfaat.
wassalamualaikum wr wb.

Sunday 8 December 2013

Bisa Karena Terbiasa (Longlife Motivation)


Menguasai Keahlian dengan Pembiasaan (Habits)
 by felixsiauw 
Menguasai Keahlian dengan Pembiasaan (Habits)
“syriah n khilfh adl hrg mati, kwjbn n janji Allah, sbh institusi yg mjamin dtrapkanny hkm Allah, n mlanjutkn khdpn Islam!”
Jangan bingung, kami tidak salah ketik kok. Ini memang sebuah tes membaca.
Bila Anda bisa membacanya dengan baik dan mengerti artinya, itu artinya Anda adalah orang yang sudah terbiasa ber-SMS ria. Dan bila anda kesulitan membacanya, maka itu tanda bahwa mungkin Anda sudah berumur.
Seringkali kita menemui orang yang kita anggap istimewa, karena ia mampu melakukan sesuatu yang luar biasa, yang tidak banyak dikuasai oleh orang lainnya. Kita takjub melihat seseorang yang fasih dalam bahasa arab dalam usia muda, walaupun dia tidak lahir di tanah arab. Kita terpesona tatkala menyaksikan anak berusia 15 tahun dan hafalan 30 juz nya. Kita kagum saat melihat seseorang berumur masih 20-an namun telah menulis lebih dari 8 buku yang semuanya bermutu dan berisi.
Lalu kita bertanya-tanya, apakah bakat-bakat semacam itu adalah takdir dari Allah, yang hanya diberikan-Nya pada orang-orang khusus? Apakah memang sudah takdirnya seperti itu? Dan biasanya pasangan pertanyaan ini adalah legitimasi bahwa kita memang tak mampu melakukan demikian karena tak berbakat. Lalu menyerah dan menerima diri apa adanya, jauh dari mampu.
Sebagai respon atas hal ini, muncul kemudian training motivasi yang menjamur bak musim hujan. Training ini lalu membahas tentang “Why?”. Merubah mindset seseorang dan berusaha menanamkan keyakinan pada setiap orang bahwa mereka pasti bisa menguasai apapun.
Namun, motivasi ternyata gagal pula menciptakan kelanggengan dalam menguasai suatu keahlian. Panas semangat yang membakar ternyata hanya bertahan satu-dua hari, belum keahlian dikuasai, kebosanan sudah menanti.
Sebenarnya, rahasia dari menguasai keahlian apapun bukan terletak pada motivasi, karena motivasi hanya kunci pembuka awalnya saja, tapi ibu dari segala keahlian adalah pengulangan (repetisi) dan ayahnya adalah latihan (practice). Bila seseorang banyak melatih dan mengulang, terpaksa ataupun sukarela, dia pasti akan menguasai keahlian tertentu. Inilah namanya pembentukan kebiasaan (habits)
Dalam kenyataan sehari-hari, menguasai suatu keahlian secara permanen lebih tergantung dari habits dibandingkan motivasi. Misalnya, setiap pengemban dakwah tentulah ingin menguasai bahasa Arab, dan saya pikir motivasi untuk itu tak kurang. Namun mengapa sedikit yang menguasainya? Karena tidak terbiasa, tepat sekali. Sebaliknya, seorang bocah 2 tahun yang tinggal di Arab tidak punya motivasi samasekali untuk menguasai bahasa Arab, namun dia menguasainya. Tanpa disadarinya.
Coba perhatikan sekali lagi, ada orang yang sangat ingin menguasai bahasa arab namun tidak dapat menguasai keahlian itu, namun ada orang yang biasa-biasa saja, lalu menguasainya.
Nyata disitu bahwa suatu keahlianlebih banyak dipengaruhi oleh practice (latihan) dan repetition (pengulangan), ayah dan ibunya segala jenis keahlian.
Sama seperti kasus membaca SMS diatas, ketika kita telah terbiasa (berlatih dan berulang-ulang) membaca SMS, maka memahami teks SMS yang disingkat-singkat menjadi sesuatu yang otomatis kita lakukan, tanpa perlu berpikir, semuanya terjadi otomatis, autopilot.
Jadi pembiasaan pada intinya adalah menjadikan suatu hal yang tadinya dilakukan secara sadar dan diupayakan menjadi otomatis dan tanpa upaya, melalui latihan dan pengulangan secara terus menerus.
Bayangkan nikmatnya melakukan kebaikan-kebaikan secara otomatis. Bayangkan nikmatnya membaca kitab berbahasa arab gundul sama otomatisnya seperti membaca SMS yang disingkat. Bayangkan nikmatnya berdakwah yang materinya mengalir secara otomatis. Bayangkan menulis tanpa upaya dan otomatis dilakukan. Itulah hasil daripada pembiasaan (habits).
Bayangkan Anda ingin menembus hutan perawan. Pertama-tama harus ada upaya yang sangat luar biasa untuk membabat hutan, memotong pohon dan semak, menyeruak rumput dan menebas penghalang untuk meniti setapak jalan. Kedua kalinya Anda melewati jalan itu, tentu tak sesulit awalnya. Keesokan harinya anda mungkin melapisi jalan tanah dengan batu sehingga lebih nyaman dilewati. Dan satu hari jalan itu mungkin diaspal hinggal lebih cepat dilewati. Begitulah proses pembentukan keahlian melalui pembiasaan.
Karena itulah, Al-Qur’an pun telah memuat firman Allah yang membukakan kepada kita kunci daripada pengajaran, yaitu pengulangan (repetisi),
Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka (TQS Thahaa [20]: 113)
Membentuk habits yang baik memang sulit pada awalnya, namun seketika habits itu sudah terbentuk dengan ajeg, maka sulit pula untuk menghentikan habits baik itu. Sama dengan habits buruk yang sulit pula menghentikannya apabila sudah ajeg. Bedanya, habits baik sulit dibentu, namun akan memudahkan kita di sisa hidup kita. Habits buruk mudah dibentuk namun menyusahkan kita di sisa hidup kita.
Sayangnya, tidak banyak pengemban dakwah yang menyengaja pembentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dan lebih sayangnya lagi, manusia ibarat sebidang tanah kosong, yang apabila kita tidak menanamnya dengan sesuatu yang baik; maka secara otomatis tanaman yang tumbuh adalah yang tidak baik. Bila kita tidak menyengaja membentuk habits yang baik, bukan berarti tubuh kita tidak memiliki habits, tapi mungkin penuh dengan habits yang buruk. Keburukan yang otomatis terjadi, seperti malas, enggan, futur, gugup saat menyampaikan Islam, tidak runut dalam pembahasan dan lainnya.
Jadi hanya satu sebab ketika kita belum menguasai sesuatu hal yang benar-benar kita inginkan: “Kita belum cukup banyak mengulang dan melatihnya, baik terpaksa ataupun sukarela”. Bukan masalah bakat, kurang motivasi atau apapun yang selama ini kita pikirkan.
Bicara tentang berpikir, binatang tidak memiliki akal, namun mereka bisa menguasai keahlian yang bahkan manusia merasa aneh menyaksikannya. Kita pernah melihat burung berhitung matematika di sirkus, monyet melakukan tendangan putar sempurna taekwondo, atau lumba-lumba yang melompati gelang api. Semua itu mereka lakukan karena mereka tidak banyak pikir, hanya melakukan dan melakukan. Terus berlatih dan mengulangi.
Mungkin itulah kelemahan kita selama ini, yang membuat kita miskin keahlian apapun. Karena kita terlalu banyak membahas motivasi tapi kurang aksi. Banyak pikir cemerlang tapi tak  berlatih mengulang. Logikanya, bila binatang yang tak memiliki akal saja bisa, seharusnya manusia yang punya akal lebih bisa.
Mungkin pula lebih tepat apabila ketika ingin menguasai satu keahlian, tak perlu banyak berpikir dan motivasi, lakukan saja. Semakin sering kita melakukan, maka semakin sering pula latihan dan pengulangannya. Maka kita pasti akan menguasai keahlian apapun yang kita inginkan.
Penelitian mengatakan, bahwa 30 hari melatih suatu hal akan membuat kebiasaan baru terbentuk. Contohlah kita ingin membentuk habits membaca, maka bacalah buku setiap hari pada waktu yang sama, ba’da shubuh 1/2 jam, setiap hari. Maka setelah 30 hari habits baru itu akan muncul, walau masih lemah. Semakin lama kita melaksanakannya, semakin habits itu berakar. Habits dulu baru hebats!
Terakhir, mari kita dengarkan ungkapan Imam Syafi’i “Wahai saudaraku, kalian tidak akan dapat menguasai ilmu kecuali dengan 6 syarat yang akan saya sampaikan: dengan kecerdasan, bersemangat, kesungguhan, dengan memiliki bekal (investasi), bersama pembimbing, serta waktu yang lama!
Jadi, wahai pengemban dakwah Islami, bersabarlah untuk menjadi ahli. Terus berlatih dan mengulangi. Pastilah bisa kita kuasai.
@felixsiauw – islamic inspirator, penulis