Di
halte, aku melihat Kodok sedang asyik
bermain dengan tablet terbarunya,
sementara itu disampingya duduk si Kupu – kupu, yaitu Kakaknya yang
bernama Filokali Numeri Hepatica, mereka baru saja pulang sekolah, meski
begitu, mereka berbeda sekolah, adiknya si Kodok, tidaklah bersekolah di ULS
(Universitas Lubang Semut) tetapi bersekolah di
Trinity Collage Hutan Lumut ( TCHL). Mereka bisa pulang bersama, karena
sekolah mereka yang berhadapan, kadang Adiknya yang menunggu si Kupu – kupu,
agar bisa pulang bersama.
Lalu
tanpa disangka – sangka, dari arah timur datang si Cicak, dan kemudian duduk
diantara mereka.
“Hey,
belum pulang?” Sapa Cicak
“Belum,
lagi nunggu seseorang, Cicak sendiri baru pulang ?”. jawab si Kupu – kupu yang
kali ini bernada lemah lembut, ternyata si Cicak adalah kakak kelasnya dulu,
tetapi sekarang berbeda sekolah, si Cicak sekolah di ITR ( institut teknologi
Rumput ).
“Cie,
nunggu siapa nih ? iya, Cicak baru selesai dari latihan beladiri di ITR”.
Pakaian beladiri memang sudah melekat pada si Cicak, mungkin dia tidak
berbohong.
“Nunggu,
si Capung ! Capungnya meski hitam tetapi manis, juga kepalanya botak, Cicak
Kenal sama si Capung?”. Potong kodok, kali ini ia ikut bicara, setelah
sebelumnya ia asyik bermain Tablet
terbarunya.
“
ohahaha, ya aku kenal si Capung itu, dia adalah teman sekelasku, juga yang
menjabat sebagai wakil presiden disana, dia memang manis he he he “. jawab si Cicak sambil tertawa lepas
Namun,
kini yang ada pipi si Kupu – kupu mulai
memerah, tandanya ia malu, ia hanya tersenyum kepada Cicak, memang si Kupu
–kupu ini akan bersikap protektif kepada orang yang belum di kenal, juga akan
bersikan friendly kepada orang yang dikenalnya.
“yang
bener Cicak ? kalau gitu, salam ya dari
Kodok dan sampaikan maaf kakak ku kepadanya, karena telah menolak jagung
bakarnya”. Kata Kodok yang kini tidak memperhatikan tabletnya, sepertinya kodok
ini keturunan Arab, karena terlihat dari bulu alisnya yang tersambung, bila
ingin tahu nama si Kodok ini, namanya adalah Sentria Balqis Female, nama yang perempuan
tidak bisa menyembohongi si Kodok yang agak tomboy.
“ya
tentu saja, kalau aku tidak lupa, ehh
aku pamit duluan ya”. Jawab Cicak sambil
melangkah menjauhi mereka.
Rupanya
si Cicak balik arah lagi, dan menghampiri mereka yang sedang duduk di halte,
padahal jarak dari tempat dia pergi cukup lumyan jauh, tetapi si Cicak memilih
kembali, mungkin ada yang ketinggalan, atau sesuatu yang ingin dibicarakan
sebentar.
“maaf aku lupa, bahwa si Capung memang hitam manis
dan pendiam, tetapi dia juga baik hati,
rajin menabung serta tidak sombong, dia benar – benar teman dekatku, ya
Assalamu’alaikum”. sambil tertawa kecil si Cicak berlalu pergi.
“ya,
waalaikumussalam.”. di Jawab singkat oleh si Kupu – kupu, sambil menangguk malu,
pipinya kian merah merona.
Hari
sudah semakin sore, apa lagi yang di tunggu oleh kedua adik dan kakak itu,
mereka malah berdiam saja di Halte, mungkin berharap si Capung tanpa sengaja
lewat di depan mereka, tetapi waktu adalah waktu, mereka harus pulang, agar tidak
mencemaskan Ibunya yaitu Ratu Lebah.
Akhirnya
mereka pulang, dengan perasaan si Kupu – kupu yang aneh, ia masih kesal dengan
sikapnya pada si Capung, disamping itu
juga ia kagum dengan sosok si Capung. Si Kupu – kupu ini sangat menjaga imagenya.
Dimanakah
si Capung ? ternyata si Capung sedang bersama teman – temannya, ia sedang ada
di markas tempat mereka nongkrong, si Capung begitu bahagia bercanda bersama
dengan teman – temannya. Si Capung, beruntunglah, karena Allah menjawab
do’anya, orang yang disukainya kini balik menanyakannya, dan juga ada teman
yang selalu memberikan dukungan terhadapnya.
***Bersambung***
No comments:
Post a Comment