Sunday 20 April 2014

Perjuangan si Capung (2)



 Di halte, aku melihat  Kodok sedang asyik bermain dengan tablet terbarunya,  sementara itu disampingya duduk si Kupu – kupu, yaitu Kakaknya yang bernama Filokali Numeri Hepatica, mereka baru saja pulang sekolah, meski begitu, mereka berbeda sekolah, adiknya si Kodok, tidaklah bersekolah di ULS (Universitas Lubang Semut) tetapi bersekolah di  Trinity Collage Hutan Lumut ( TCHL). Mereka bisa pulang bersama, karena sekolah mereka yang berhadapan, kadang Adiknya yang menunggu si Kupu – kupu, agar bisa pulang bersama.
Lalu tanpa disangka – sangka, dari arah timur datang si Cicak, dan kemudian duduk diantara mereka.
“Hey, belum pulang?” Sapa Cicak
“Belum, lagi nunggu seseorang, Cicak sendiri baru pulang ?”. jawab si Kupu – kupu yang kali ini bernada lemah lembut, ternyata si Cicak adalah kakak kelasnya dulu, tetapi sekarang berbeda sekolah, si Cicak sekolah di ITR ( institut teknologi Rumput ). 
“Cie, nunggu siapa nih ? iya, Cicak baru selesai dari latihan beladiri di ITR”. Pakaian beladiri memang sudah melekat pada si Cicak, mungkin dia tidak berbohong.
“Nunggu, si Capung ! Capungnya meski hitam tetapi manis, juga kepalanya botak, Cicak Kenal sama si Capung?”. Potong kodok, kali ini ia ikut bicara, setelah sebelumnya ia  asyik bermain Tablet terbarunya.
“ ohahaha, ya aku kenal si Capung itu, dia adalah teman sekelasku, juga yang menjabat sebagai wakil presiden disana, dia memang manis he he he “.  jawab si Cicak sambil tertawa lepas
Namun, kini yang ada pipi si Kupu – kupu  mulai memerah, tandanya ia malu, ia hanya tersenyum kepada Cicak, memang si Kupu –kupu ini akan bersikap protektif kepada orang yang belum di kenal, juga akan bersikan friendly kepada orang yang dikenalnya.
“yang bener Cicak ?  kalau gitu, salam ya dari Kodok dan sampaikan maaf kakak ku kepadanya, karena telah menolak jagung bakarnya”. Kata Kodok yang kini tidak memperhatikan tabletnya, sepertinya kodok ini keturunan Arab, karena terlihat dari bulu alisnya yang tersambung, bila ingin tahu nama si Kodok ini, namanya  adalah Sentria Balqis Female, nama yang perempuan tidak bisa menyembohongi si Kodok yang agak tomboy.
“ya tentu saja,  kalau aku tidak lupa, ehh aku pamit duluan ya”. Jawab Cicak  sambil melangkah menjauhi mereka.
Rupanya si Cicak balik arah lagi, dan menghampiri mereka yang sedang duduk di halte, padahal jarak dari tempat dia pergi cukup lumyan jauh, tetapi si Cicak memilih kembali, mungkin ada yang ketinggalan, atau sesuatu yang ingin dibicarakan sebentar.
“maaf  aku lupa, bahwa si Capung memang hitam manis dan pendiam, tetapi dia  juga baik hati, rajin menabung serta tidak sombong, dia benar – benar teman dekatku, ya Assalamu’alaikum”. sambil tertawa kecil si Cicak berlalu pergi.
“ya, waalaikumussalam.”. di Jawab singkat oleh si Kupu – kupu, sambil menangguk malu, pipinya kian merah merona.
Hari sudah semakin sore, apa lagi yang di tunggu oleh kedua adik dan kakak itu, mereka malah berdiam saja di Halte, mungkin berharap si Capung tanpa sengaja lewat di depan mereka, tetapi waktu adalah waktu, mereka harus pulang, agar tidak mencemaskan Ibunya yaitu Ratu Lebah.
Akhirnya mereka pulang, dengan perasaan si Kupu – kupu yang aneh, ia masih kesal dengan sikapnya  pada si Capung, disamping itu juga ia kagum dengan sosok si Capung. Si Kupu – kupu ini sangat menjaga imagenya.
Dimanakah si Capung ? ternyata si Capung sedang bersama teman – temannya, ia sedang ada di markas tempat mereka nongkrong, si Capung begitu bahagia bercanda bersama dengan teman – temannya. Si Capung, beruntunglah, karena Allah menjawab do’anya, orang yang disukainya kini balik menanyakannya, dan juga ada teman yang selalu memberikan dukungan terhadapnya.
***Bersambung***

No comments:

Post a Comment