Thursday 29 May 2014

Pasca Khotbah (6)



                                            Ketika Penyesalan Datang

Pembaca yang budiman
Kita hidup tidak terlepas dari sebuah pilihan-pilhan, buktinya kita bisa memilih hari ini akan memakai baju apa, hari ini akan memakan apa, dan hari ini akan bagaimana, memang itu adalah contoh kecilnya yang tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari. Bagaiman anda sekarang, itu juga adalah hasil pilihan anda, dulu ketika anda kecil, masih ingatkah anda ingin bercita-cita menjadi apa ?
Pilihan itu juga terkadang membuat kita bingung, sulit memilih, bila tidak pandai maka kita akan terjerumus kedalam jurang penyesalan, contoh nyata adalah seorang wanita yang hamil di luar nikah, mengapa wanita yang di jadikan sampel ?  karena wanita lah barang berharga, yang paling mulia di antara perhiasan dunia, bukankah ibu kita juga seorang wanita ? bukankah beliau sangat berharga bagi kita ?

Mahluk berhati yang baik

Setiap orang punya masa lalu, biarlah itu menjadi spion, karena kita sudah melewatinya, setiap orang punya masa depan, biarlah kita tentukan dari sekarang, karena nyatanya kita tidak akan hidup di masa depan, masa depan itu adalah hari ini sendiri.
Penyesalan memang membawa luka, dalam hati yang ada di dalam dada, penyesalan harusnya menjadi sebuah pelajaran, agar tidak lagi jatuh di lubang yang sama, penyesalan biarlah begitu, tak usah mengkhawatirkannya, yang utama sekarang, memperbaikinya dengan bersyukur kepada nikmatNYA.

Terima saja penyesalan itu, karena memang kita yang salah, minta maaflah pada Tuhan dan Tuhan pasti akan ‘memeluk’ kita.

Wednesday 28 May 2014

Aku, Masha, dan Digna Tock

2 Tahun lalu aku dan Masha berkunjung ke amsterdam tepatnya daerah sukamanah, kebetulan Masha mengajakku kepada sahabat kecilnya disana, setelah itu kami di sambut oleh Van Sawyer di bandara, dia adalah si empunya rumah, kami di sambut dengan hangat dalam dinginnya hawa di sana, padahal matahari di sana juga satu, seperti yang ada di Indonesia, ya Indonesia tempat lahir beta.

"Assalamu'alaikum pak Haji."

aku kaget dengan sapaan itu, aku menengok Masha yang malah tertawa, tangannya mencoba menutupi mulutnya yang tertawa, aku menepuk pundak Masya dan tersenyum.

"Waalaikumussalam, Sir di Belanda aya tukang lotek ?"
"Muhun aya, arek sabaraha hiji jeung di sanguan moal ?"

Untuk kedua kalinya aku terkaget-kaget, betapa fasihnya bule ini berbahasa Indonesia juga Sunda, dari perawakannya, nampaknya ia peranakan Indonesia-Belanda, Masha terus tertawa, kali ini tangannya memegangi perut, mungkin mual perjalanan atau karena tertawanya.

"Kak, perkenalkan ini Van Sawyer, dia dulu di Bandung, sekarang kembali lagi ke Belanda, dia kembali karena menjadi dosen Bahasa Indonesia di sini."

Pantas saja ia mampu berbahasa Indonesia dan Sunda dengan fasih, jadi itu rahasianya, pikirku dalam hati.

"Dan itu Digna adiknya, umurnya tidak jauh beda dengan kakak, karena ia sahabatku." Masha sambil menunjuk wanita yang sedang berada dalam mobil
"Van Sawyer, aku kagum denganmu, kapan-kapan nanti ajarin aku bahasa belanda."
"Dengan senang hati, pak haji." Van Sawyer lalu melempar senyum
"Ah tidak, panggil saja aku Boksi Van Helsing, dan itu adikmu akan jadi nyonya Van Helsing he ?." aku tertawa dan semua pun tertawa

Dalam batin aku berkata, inikah yang di sebut Ukhuwah ? peduli sesama melebihi batas teritorial, ya Van Sawyer telah masuk islam, beserta keluarga besarnya.

Friday 23 May 2014

Perayaan Idul Fitri sebagai Muslim Day



Hari raya idul fitri merupakan salah satu perayaan muslim day atau harinya orang muslim,  setelah berpuasa selama 30 hari, ya bukan sekedar menahan lapar dan haus, juga menahan amarah dan perbuatan sia-sia. Seolah menjadi tradisi, di Indonesia setiap kali hari raya idul fitri, banyak orang-orang mudik atau pulang ke kampung,untuk berkumpul dengan sanak family, saling mengunjungi saudara dan tetangga sekitar rumah, dan tentunya ini adalah hal yang positif.
Setelah menunaikan sholat iedh bersama, maka mereka berbondong-bondong meminta maaf satu sama lain, di mulai dari keluarga, sahabat dan tetangga, bahkan biasanya penyedia layanan komunikasi, kerepotan menghadapi ini, karena terlalu banyaknya pesan yang di kirim dalam waktu yang hampir bersamaan.
Muslim day semacam inilah yang layak di lestarikan, karena merupakan sebuah momentum untuk berkumpul dengan keluarga besar, yang biasanya jarang jumpa selama satu tahun, karena ada sebagian dari mereka yang merantau ke luar kota, tetapi perlu di cermati juga, bahwa tradisi ini menimbulkan efek, terjadi pelonjakan angka kecelakaan lalu lintas, karena banyaknya para pengendara yang beramai-ramai mudik, tidak terkecuali menyebabkan kemacetan.
Mungkin lain negara lain tradisi, yang penting acara muslim day ini, dirayakan oleh semua umat islam yang tersebar di penjuru dunia, yang harus kita fokuskan bukanlah bagaimana merayakan muslim day ini, tetapi kita juga harus tahu, apa saja makna yang terkandung dari muslim day tersebut.

Thursday 22 May 2014

Pasca Khotbah (5)



Selalu Ada Perpisahan
Assalamu’alaikum wr wb
Pembaca yang berhati lembut
Alam semesta ini di buat oleh Tuhan yang Maha Kuasa, burung milik ayahku, semut-semut, bahkan bakteri pun adalah ciptaanNYA, sudah sewajarnya kita menjaga, saling menjaga, terus menjaga, sampai Allah memanggil kita.
Pertemuan adalah akhir, dan perpisahan adalah awal, sengaja di balik. Karena setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan itu kadang sakit, iya sakitnya di hati. Bila anda mempunyai keluarga, kerabat, kolega atau kekasih, bersiaplah untuk berpisah dengannya, karena cara terbaik berpisah adalah ikhlas, semoga.
Rumus dunia, hukum alam, atau apapun itu kita menyebutnya, Takdir Tuhan itu pasti, janji Tuhan itu benar, dan Tuhan sudah mengatur semuanya, jodoh,rezeki, sampai kematian.  Ketika kita sudah faham dan sadar mengenai rumus dunia ini, maka mudah-mudahan kita menjadi kuat, sekuat cinta dan pemahaman.
Untuk itu, biarlah yang pergi, ikhlaskan saja, semoga Allah memberi kita pengganti yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum wr wb

Monday 19 May 2014

Assalamu’alaikum Peri Kecil


Hari minggu, 14 Maret 1995,  aku berniat datang ke rumah Utami, kebetulan hari ini adalah hari ulang tahunnya, ini adalah pertama kali aku datang ke rumahnya, tanpa alamat atau pemberitahuan sebelumnya, aku nekat saja, dengan berbekal nama perumahan yang dulu sempat dia ceritakan.
Dari jauh aku melihat kumpulan tukang becak, mereka sibuk dengan becaknya masing-masing, ada yang sedang membersihkan becak, membaca koran, atau hanya duduk melamun, akhirnya aku menghampiri mereka, lalu bertanya kepada tukang becak yang sedang melamun.  
“Selamat sore pak, numpang tanya, rumah ibu Peri Kecil sebelah mana ya?”
“loh mas, ini kan masih pagi, saya gak tahu.” Dengan nada kebingungan
“oh iya, saya lupa pak, ini masih pagi he he he. Itu loh yang guru TK itu.”
“ada juga  yang jadi guru di sini ibu Ajeng dan ibu Siska sama....”
“Ibu Utami, iya dia guru TK” sahut tukang becak yang ada di sebelahnya, yang memotong perkataan dari temannya itu.
“ya ya ya, bisa jadi, di mana rumahnya ?”
“lurus aja mas, ada pertigaan belok kanan, terus lurus belok kanan lagi, nah di situ.” Kali ini temannya yang meneruskan pembicaraan
“iya pak terima kasih,  ini pak, tadi saya nemu gorengan di jalan, masih hangat, buat bapak aja, di makan bareng-bareng.” Sambil memberikan sebungkus gorengan, yang barusan di beli  dekat alfa midi
“iya sama-sama, kok nemu ada plastiknya gitu, nemu di tukang gorengan ya ?”
“kok tahu ? he he he iya, mari pak, selamat malam.”
Aku lalu pergi menjauhi mereka, aku tidak ingin berlama-lama dengan mereka, karena takut di sangka tukang becak juga.
***
“Assalamu’alaikum Peri Kecil.”
“Walaikumussalam, maaf mas cari siapa ?.” ketika pintu dibukakan, nampak yang keluar adalah gadis kecil memakai baju merah muda, bila di taksir, umurnya mungkin baru 10 tahun
“Adik kecil, ini rumah bu Guru TK ya ?” aku sengaja berjongkok, supaya bisa menatap matanya langsung
“Iya, bu guru Utami.”
“oh, bu gurunya ada ?  adik kecil ini siapa ?” sambil tersenyum, aku mencoba mencubit pipinya yang merah, mirip sekali dia dengan afiqa
“barusan pergi, bilangnya  mau ke sekolah TK, aku temen adiknya, sekarang lagi main di sini.” Wajah yang polos nampak diperlihatkan
“oh, kira-kira lama enggak adik manis ?” sambil mengusap kepalanya, dia terlihat sangat malu
“bu guru enggak bilang, sekolahnya deket kok, ke depan gang aja, terus ke kiri.”
“oke adik manis, kamu baik banget , ini sebagai hadiahnya.” Aku mengeluarkan beberapa permen dari kantong celana, sisa kembalian dari membeli kertas karton di supermarket
Gadis kecil itu tidak menjawabnya, iya hanya mengangguk mungkin malu, aku mengasongkan permen tetapi tidak ada respon, maka aku pegang tangannya dan memberikannya, dan langsung pipinya makin memerah.
Aku pergi ke sekolah TK, seperti apa yang di bilang oleh gadis kecil tadi.
***
“Assalamu’alaikum Peri Kecil.”
“Waalaikumussalam.” Wanita itu menengok, matanya terbelalak, karena kaget dengan kehadiranku yang tiba-tiba, sebelum memanggil namaku, tanganku berisyarat agar tidak menyebutnya, dengan cara mendekatkan telunjuk ke arah bibir.
“Impianmu sudah tercapai ya,  menjadi guru TK, nampaknya kamu begitu bahagia.”
“ya begitu, aku sangat bahagia, kenapa tidak memberitahukan sebelumnya akan main ke sini?”
“kalau aku kasih tahu, nanti bukan surprise, aku ke sini tidak bermaksud apa-apa, aku hanya ingat, temanku hari ini ulang tahun.”
“he he he terima kasih, kok tahu aku di sini?”
“ya, tadi ada gadis manis yang memberitahu, gadis kecil itu telah membuatku jatuh cinta, cinta yang merah muda begitu merah muda, karena dia juga pakai baju merah muda he he he”
“dari SMA dulu memang tidak berubah ya., masih alay he he he. Masya, nama gadis manis itu, dia teman adikku.”
“oh jadi dia namanya Masya ya, bukan alay tapi romantis he he he.”
“he he he, oh iya dengar-dengar, sekarang kamu sudah S2, bagaimana kehidupan di Jepang, saat kau mengambil S2 di sana ? aku dengar  juga kamu  sudah membangun Yayasan Yatim Piatu.”
“ya begitulah, terima kasih do’anya selama ini, tapi benar aku menyukai Masya.”
“anak itu memang lucu, ketulusan yang terpancar dari sikapnya selama ini.”
“Ya, tapi tidak mungkin aku menunggu Masya, aku sudah S2 dan dia gadis TK, jadi hanya ini yang aku bisa berikan kepadanya.” Aku memberikan secarik kertas
“Apa ini ? “
“Bukan apa-apa, tadi aku buat ketika aku berjalan ke sini,  oh iya, ini kado ulang tahun untukmu.”
“He he he,  kamu kira aku ini Peri ?”
“Iya, Peri Kecil, kamu sendiri yang bilang waktu SMA, aku pergi ya, semoga harimu selalu menyenangkan, semoga berkah umurnya dalam kebaikanNya.”
“Iya, terima kasih atas semuanya.”
“Assalamu’alaikum Peri Kecil.”
Belum sempat aku mendengar jawaban, aku berlalu pergi meninggalkan dirinya, setelah beberapa meter ke depan, aku menengok ke arahnya yang sedang berdiri di dekat ayunan, aku melihat dia memakai kado ulang tahunku, ya kado sederhana, bahkan tidak bernilai, hanya mahkota yang aku buat dari daun nangka, aku tersenyum melihatnya, dia sangat cocok sekali, memakai mahkota dari daun nangka.
Mungkin dia juga akan membaca isi suratku, yang aku sempat tuliskan untuk Masya, beginilah bunyinya.
Kamu Gadis TK sedang Aku Mahasiswa
Mimipi yang indah, kadang aku tidak sadar sedang mimpi atau tidak. Bisa jadi aku ini sedang mimpi, mimpi mendapatkanmu. Pak Haji, untung saja kamu bukan anak pak Haji. Karena kalau kamu anak pak Haji, minimal harus menjadi ustad untuk mendapatkanmu. Syukurlah kamu anak manusia, kita sama-sama manusia, kemungkinan besar aku bisa mendapatkanmu. Aku memang tidak kaya dan juga tidak miskin, itu lebih baik. Mungkin, kekayaanmu hanya sedikit diatasku. Banyak orang yang merasa malu ingin mendekatimu hanya karena status sosial. Aku sih hanya tenang saja, aku tidak perduli. Aku punya Allah yang maha kaya, kalau aku mau, aku bisa saja berdo’a untuk menjadi kaya. Nyatanya aku memilih tidak, karena aku sadar, bila aku nanti kaya, maka aku akan lupa kepadamu dan berpaling kepada selainmu.
Inilah kebahagiaanku, yang aku pilih adalah kamu. Kamu gadis TK dan aku Mahasiswa,  cinta kandas beda usia. Tak mungkin menunggumu. Benar saja, kamu mirip gadis itu, gadis yang telah melukaiku, membunuh perlahan diriku dengan caranya tersendiri, tetapi biarlah. Semakin aku mengingat kejahatannya kepadaku, maka semakin aku mencintainya. Itu memang aneh, tetapi itulah kenyataannya, tak perduli seberapa dia membohongiku, seberapa dia menyakitiku, yang ada malah aku semakin suka kepadanya. Cinta tidaklah buta, tetapi hanya aku yang membawanya kedalam celah dihatiku, yang mestinya celah itu diisi oleh mereka yang mau menerimaku., apa adanya bukan ada apanya.
***




Saturday 17 May 2014

ISPA (Infeksi Saluran Perhatian Asik)




Walaupun batin menangis
Hati bagai teriris
Namun semua ku harus bisa
Merelakannya ..
Kemarin pukul 15:50

Dewasa ini, telah terjadi penurunan semangat hidup di kalangan remaja, tentu ini menjadi masalah yang harus segera diselesaikan, bila dibiarkan maka akan bertambah parah, karena permasalahan ini semacam virus yang bisa menyebar.

Sebut saja mawar, gadis yang membuat status di atas, kita bisa menebak bagaimana kondisi batinnya, batinnya menangis dan bagai teriris.

Kita mungkin saja pernah merasakan hal yang sama, untuk itu sebagai mahluk yang berhati, tentu ingin membantunya, bila tidak dengan tindakan, cukuplah kata-kata mutiara sebagai penghiburnya, atau bila mampu kita ikut andil dalam permasalahan yang di alamainya,  dengan syarat memang diizinkan oleh orang tersebut.
Daripada kita menjadikan suasana semakin mengeruh, dengan komentar-komentar yang bernada sombong atau malah menghinanya, bila begitu, apa bedanya kita dengan orang yang telah melukainya ? selagi bisa, selagi ada kesempatan, maka apa salahnya bila kita berbagi, cukup berbagi kata tetapi itu akan berdampak lebih pada orang yang mengalami keadaan sedih itu, bisa jadi besok kita yang akan mengalaminya, karena kita akan di balas sesuai dengan apa yang diberikan.
Pak tani di kampungku selalu mengajak bicara dengan tanamannya, tak perduli tanaman itu membalas ucapannya, tetapi pak tani yakin, tanaman sebenarnya merespon setiap ucapannya, dan itu dibuktikan dengan hasil panen yang melimpah.
Selagi mahluk hidup, berbagi adalah sifat yang harus di miliki.
Salam Ceria.