Tuesday 1 April 2014

Pesan-pesan dari Anak Desa

Karawang kota Karawang

Hallo perkenalkan aku, aku adalah anak desa yang berasal dari Karawang, bisa dibilang aku putra asli Karawang karena lahir di Karawang. Aku juga terlahir sebagai laki-laki tulen loh. Kali ini aku akan menceritakan keadaan beserta pengalamanku di desa pada masa kecil dibanding masa sekarang. Langsung aja ya, cek idot!

Hari ini hari minggu, minggu yang indah untuk berpetualang ke hutan bersama teman-teman, jarak hutan dari desa memang tidak begitu jauh mungkin hanya beberapa kilometer saja. Seakan sudah menjadi agenda rutin kami, setiap hari libur kami pasti melakukan ekspedisi berpetualang.

Nah, sebelum masuk ke cerita akan ku kenalkan nama beserta kepribadian teman-temanku, kesannya agar kita lebih mudah memahami isi cerita (hehe)
Yang pertama, namanya Bogel, ini bukan nama asli tetapi begitulah teman-teman memanggilnya. Betul saja, mungkin karena berperawakan kurang tinggi dia jadi di panggil begitu, tetapi dimana ada kekurangan disitu ada kelebihan. Bogel ini, meski berperawakan kurang tinggi tetapi dia itu kuat dalam soal tenaga dan stamina. beuhh. Mungkin kalo kita pernah nonton blue film alias film zaman 80-an zaman dulu berjudul Samson, seperti itulah gambaran yang pas untuk sosok Bogel ini. Kuat dan Lincah, dalam usianya yg masih belasan tahun, dia mampu menanggung air seember besar dari irigasi kerumahnya setiap mau mandi. Maklum saja, mempunyai kamar mandi atau sanyo adalah hal mewah bagi kami. Tubuhnya berotot bagaikan atlet binaragawan profesional.
Lanjut, temanku yang kedua adalah cimplong, begitulah di desa kami, jarang sekali memanggil nama dengan nama asli. Mereka memanggil nama orang lain, dengan panggilan kesayangan mereka masing-masing. Ya, cimplong ini masih ada hubungan darah sama bogel, tetapi berbeda 185 derajat (kenapa enggak 180 derajat ? Suka-suka penulis lah ) oke, cimplong ini memang tidak sekuat bogel, tetapi seperti biasa dimana ada kekurangan maka disana ada kelebihan. Menarik memang cimplong ini, dia adalah anak yang kreatif dia memanfaatkan keterbatasannya
menjadi sebuah kelebihan. Contohnya saja dia mampu menyulap seutas kabel menjadi kerajinan gelang yang lucu, atau cincin dari karet bahkan dari kaleng.
Lalu teman yang ketiga adalah Kadut, inilah teman pertamaku di desa ini, maklumlah dulu aku pindahan dari kota dan akhirnya ke desa. Kadut inilah yang memiliki rumah di hutan, setiap libur ke hutan untuk menengok orangtuanya disana. jadi bisa disimpulkan, kami berpetualang ke hutan sekaligus bermain ke rumah si Kadut ini.
Yang terakhir, yang akan kuceritakan adalah namanya Boim (nama palsu juga). Sosok boim adalah yang paling banyak menginspirasiku, bagaimana tidak ? Meski dia "maaf" ada keterbelakangan mental, ditinggal oleh kedua orang tuanya dan hanya dibesarkan oeh seorang nenek renta yang juga ada kekeurangan pendengaran. Tetapi boim ini yang mengajarkanku arti kehidupan, dia selalu tersenyum setiap ditanya dan berkata. Seakan-akan tanpa beban dihidupnya, ya! Senyum yang tulus. Bukan karena terpaksa atau takut pada atasan. Tetapi bila kita tahu kehidupannya, bila kita jadi dirinya, mungkin lebih baik mengakhiri hidup saja. Tetapi anehnya, temanku, Boim ini tidak! Dan malah selalu tersenyum. Boim ini lebih tua dibandingku, uniknya dia bisa satu kelas waktu SD dulu, kenapa ? betul sekali, karena ia pernah beberapa kali tidak naik kelas.
Anda tahu bagaimana ia mencari makan, menyambung untuk hidup beserta seorang nenek tua nan renta ? Maka ku beritahu, untuk mencari makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, Boim dan neneknya bekerja sama seperti Tim. Masih terngiang dalam ingatanku, setelah pulang SD, berbeda dengan teman yang lain yang memilih bermain, ia malah memiliki tanggung jawab untuk mencari lauk untuk dimakan, entah itu memancing, menangkap burung, ngurek (baca: mancing belut) di sawah atau ngabandring (memburu burung dengan ketapel). Dan yang sering aku lakukan bersamanya adalah ngabandring. Layaknya pusaka sakti, dia selalu mengalungkan bandring pada lehernya, sambil mengantongi batu kecil sebagai amunisi seolah-olah akan berperang melawan penjajah. Ya, sampai kini penjajah itu masih ada kawan!. Kembali, jangan kita sangka, boim ini sudah terkenal di kampung sebagai pemburu ulung dengan ketapel. Dari hasil burung yang ia dapat, kadang ia jual, jika hasil burung buruannya itu bernilai materi contoh, burung pented, cangkurileng, ciblek, siki nangka dll. Tetapi jika burung yang didapat hanyalah burung biasa, maka ia akan mengkonsumsinya seperti burung fiit atau goreja. Tak jarang juga ia berburu kekelawar dan mengkonsumsinya, katanya sih untuk obat paru-paru. terlepas betul atau tidaknya khasiat tersebut kalo aku memilih tidak mengkonsumsinya, karena aku tau itu adalah Haram. Ahh Boim ini, apapun dia embat.

Aku bersyukur, mempunyai teman-teman dengan penuh kelebihan, ku harap kita bisa belajar banyak dari mereka.

***
  Jangan lewatkan kelanjutannya :D

No comments:

Post a Comment