Selasa sore, kali
ini aku mulai risih dengan orang-orang
di sekitar, termasuk dengan ibu dan nenekku, karena mereka juga memandang bahwa
aku tidak laku atau bujanghidin. Sampai pada puncaknya aku sempat untuk akan
dijodohkan. Oh ibu, jangan paksa aku, ini bukan zaman Siti Nurbaya, sebetulnya
aku tidak keberatan untuk dijodohkan dengan siapa pun, tetapi biarlah hati ini
yang memilih, bila tidak suka dengan calonnya, jangan terus dipaksakan, karena
cinta tidak bisa di paksa, begitu yang aku rasakan selama ini.
Aku memang seorang yang
sadar dengan kekurangan, aku sadar, aku bukan siapa-siapa tetapi aku tahu siapa
diri ini sebenarnya, aku mempunyai optimisme yang tinggi, aku memiliki jiwa
sosial yang tinggi dan itu semua akan aku buktikan, maka dari itu aku tidak
terlalu fokus mengenai status Jomblo dan masalahnya terlebih dahulu, biarlah
orang berkata apa, biarlah orang memandang apa, yang jelas aku sudah memilih,
dan pilihanku adalah menjomblo sampai halal.
Pada hakikatnya manusia
adalah ciptaan Allah yang sempurna, di banding mahluk ciptaan lainnya, sangat
dangkal bila kita hanya menilai dari fisik luarnya saja, apalagi dari rupa dan
bentuk tubuh. Wajah cantik, muka tampan, tubuh tegap dan kulit halus semuanya
akan usang di makan waktu. Hei coba lihat diriku, aku memang tidak setampan
mereka, tetapi aku adalah tampan begitu kata kedua orang tuaku. Siapa sih orang
normal yang tidak menyukai lawan jenis ? pasti mereka akan pilih-pilih mengenai
calon yang bakal menjadi pasangannya, secara naluri memang tidak salah karena
aku pun begitu. Anehnya semakin aku memperbaiki diri, semakin banyak
orang-orang yang ingin dekat denganku, bahkan tidak sedikit dari mereka ingin
menjadi orang spesial dalam episode kehidupanku, tetapi aku tetap pada
komitmen, jadi cukup say hello saja, dan aku menjalani ini semua dengan perasaan
bahagia, aku bebas untuk siapa pun, tidak membeda-bedakan satu sama lain. Pernah
lagi, ada seorang wanita cantik yang
berusaha mendekatiku, bahkan dia pernah ikut dalam kompetisi semacam kontes
kecantikan, mojang atau putri padi di daerahku meyebutnya.
Godaan demi godaan aku
lewati, banyak sekali teman-teman yang suka mengumbar hubungan mereka di
depanku, tapi aku tahu, mereka yang seperti itu adalah yang tidak memiliki
komitmen serius, dan cenderung untuk menjadikan hubungan sebagai sarana
memuaskan diri sendiri. Aku tidak seperti itu, aku tahu apa arti sebuah
“Hubungan”, janganlah berani bermain layangan bila kau takut putus, bila nanti
putus, rasakanlah kau diterbangkan oleh angin yang entah kemana, karena sejatinya
adanya hubungan adalah untuk putus. Aku akan mengatakan kepada calon
pendampingku, “Aku dapat menciptakan kesenanganku sendiri, kesenanganku bukan
terletak kepadamu, tugasku adalah untuk membahagiakanmu, maka katakanlah bila
kau tidak bahagia denganku.”
Aku juga percaya, Allah lebih ingin
membahagiakan hambanya, kita bisa memilih dan Allah yang menentukan, meski
sekarang terpisah jarak, meski sekarang kita jarang berkomunikasi bahkan tidak
pernah kenal sekali pun, namun yang namanya jodoh pasti tidak kemana, masih
teringat nasihat ayah kepadaku, yang membuat aku untuk lebih mengerti arti
kehidupan ini, dia berkata “Aku selalu berdo’a berharap kamu mau denganku, kukira
Tuhan lebih berkuasa daripada kau dan kadang-kadang aku berpikir, Tuhan sudah menjodohkan
kamu denganku, ketika kau tak mau, kau sudah berani menentang ketentuan-Nya dan
menolak kemauanku.” Surayah adalah ayah yang ku maksud, itu adalah rahasia
mengapa sampai saat ini aku bertahan dengan statusku sebagai jomblo yang
bahagia.
Aku tidak akan bahagia, bila aku
sibuk mencari pasangan yang sempurna, untuk pasanganku, aku sedang memantaskan
diri, yang aku ingini 100 % perasaan untuknya tanpa ternodai oleh masa lalu
atau sang mantan. Aku juga setuju bahwa setiap orang memiliki arti “Cinta” masing-masing, disini aku hanya berbagi, dan
mengajak untuk membuka mata, memandang arti luas “Cinta” yang sesungguhnya.
Kabar gembiranya, aku
memilih komitmen seperti ini ternyata tidak sendirian,ada beberapa teman
dekatku sesama pria juga memilih komitmen seperti ini, ada sebagian yang aku
tanya, kenapa tidak pacaran ?, ada yang menjawab ingin fokus karir dulu, karena
enggak percaya diri, karena dilarang oleh Agama dan masih banyak lagi jawaban
serupa, yang intinya memilih komitmen jomblo sampai nikah, aku adalah orang
yang bepengaruh di sekitar teman-teman, dan karena itu aku terinspirasi untuk
mendirikan komunitas JJB (Jomblo-jomblo Bahagia) di bawah kendali Organisasi
Gula Biang. Organisasi Gula Biang ini aku bentuk ketika kelas 12 SMA, tujuannya
untuk menghibur orang-orang di sekitar, aku namai Gula Biang karena Gula Biang
rasanya manis, jadi harapakanku dimana ada Gula Biang di situ bisa memberikan
rasa manis.
Jomblo adalah pilihan,
dan tidak ada yang salah dengan itu, yang salah adalah ketika memilih jomblo
seumur hidup, karena Tuhan menciptakan kita sudah berpasang-pasangan. Apa saja
keuntungan menjadi jomblo ? tentu banyak sekali, dan kali ini aku ingin berbagi
beberapa saja, yang pertama adalah Fokus. Orang yang memilih “jomblo” adalah
biasanya orang-orang yang fokus pada tujuannya, dan hal ini bisa kita jumpai di
sekitar kita. Yang kedua adalah lebih bebas, siapa sih yang enggak ingin
dirinya bebas ? merasa bebas seperti burung yang terbang dari sangkar, begitu
yang dirasakan oleh seorang yang memilih jomblo, dirinya lebih leluasa, untuk
berkomunikasi dengan banyak orang tanpa ada kecemburuan sosial. Yang ketiga
mungkin perbaikan finansial, mungkin bagi sebagian orang, point ketiga ini
tidak ada masalah, tetapi berbeda untuk orang yang berkantong pas-pasan seperti
aku. Dengan memilih jomblo, aku bisa sedikit menabung, atau juga berbagi kepada
sahabat yan ada di sekitar.
Memang segala sesuatu
ada kekurangannya, karena hanya Tuhan yang Maha Sempurna, memilih jomblo pun
ada kekurangannya. Pertama, kurangnya perhatian dan ingin mendapatkan perhatian
lebih, tetapi tidak semua orang seperti itu, bagi tipe orang yang periang, akan
ada cara untuk mampu menghibur diri, entah itu membuat gebrakan atau
kejahilannya mengerjai teman, semua semata-mata untuk berbagi kebahagiaan tanpa
memandang status. Yang kedua, adalah kurang percaya diri, ketika orang di sekitar sibuk dengan pasangannya dan
ketika itu juga kita di tanya dengan pasangan kita, tentu ini akan menjadi hal
memalukan, dan berdampak negatif, bila kita salah menanggapinya, sehingga kita
menjadi kurang percaya diri. Yakinlah, memilih jomblo adalah pilihan, karena
semua yang kita jalani di hidup ini, adalah hasil dari pilihan-pilihan yang
kita pilih, intinya kita bisa merubah
pilihan jomblo kita. Harga jual bisa ditentukan, kau yang akan membayarnya
dengan kebaikanmu di saat jomblo.
Halo, perkenalkan namaku Malik Abdul
Azis, Ayahku yang menamaiku demikian, karena dia hobby dengan tinju, jadi
Ayahku menamaiku dengan nama islamnya petinju Mike Tyson, anda tahu siapa Mike
Tyson ? dia adalah si leher beton, pada zamannya sangat di segani oleh para lawannya,
karena dia mampu menjatuhkan hanya dalam beberapa detik, tapi itu Malik Abdul
Azis yang dulu, dan sekarang adalah aku, ya aku yang sederhana yang begitu
ingin masuk syurga. Setiap aku mengetik nama Malik Abdul Azis di google, maka
photo Mike Tyson lah yang muncul, oh betapa cemburunya aku, aku sangat berharap,
anak dan cucu nanti bisa mengenaliku, hanya dengan tulisan caranya agar bisa. Aku
akan terus menulis, terus menulis, sampai Tuhan memanggilku. Anda bisa
menemukanku di Facebook dengan nama asliku atau di twitter dengan nama
@malikvanovski, aku sangat haus dengan ilmu, semoga kita bisa berbagi dan
saling membahagiakan, semoga sederhana.
No comments:
Post a Comment