“Ozaaa, kesini !” aku memanggil Oza yang berada di dalam kelas
“Iya, ada Oppa ?” Oza
datang dengan segera dengan nafas terengah-engah
“Tolong ambilkan jaket di tempat duduk, jangan
pake lama.” Aku menyuruh oza, sambil menunjuk ke dalam kelas
“Baik Oppa.” Oza menurut
saja pada perintahku, Oza adalah teman sekelasku yang berjenis kelamin wanita, yang
selalu aku membutuhkan bantuannya
Ketika akan berlari
mengambil jaket, kakiku sengaja untuk menyenggol kakinya, dan benar saja oza
pun jatuh terkapar, karena kejahilanku. Kemudian ia di bantu bangun oleh Memey
dan langsung mengambil jaket yang berada di atas meja tempat dudukku.
“Ini Oppa jaketnya.” Oza
berbicara seperti tidak ada terjadi apa-apa sebelumnya
“Bagus, sini mana
handphonemu, aku pinjam untuk buka twitter.” Belum sempat di jawab oleh Oza,
aku merampas handphone yang ada di genggamannya
“Oppa Malik,
handphoneku sedang tidak di paket, jadi akan mahal bila Oppa buka untuk
internetan.” Oza memelas, mencoba menatap ke mataku yang sedang sibuk memainkan
handphone miliknya
“Itu bukan urusanku,
kita ini adalah teman, jadi kita harus saling berbagi.” Seakan tidak
mendengarkan suara Oza yang memelas, aku malah sengaja membuka opera mini untuk
segera twitteran.
“Ya, kalau Oppa Malik
sudah bilang begitu, aku tidak kuasa untuk menolaknya.” Mata Oza mulai
menitikan air mata, ia hanya mengangguk beserta air matanya yang tumpah
“Kamu memang temanku
yang baik, aku akan cari makan dulu, nanti suruh memey untuk sms kalau ada guru
masuk ke kelas.” Aku lantas pergi, tanpa memperdulikan oza yang menangis karena
sikapku
“Iya.” Kali ini
jawabannya begitu singkat
***
“Oza kenapa menangis ? pasti
gara-gara Oppa Malik, sudah-sudah, dirinya memang begitu.” Dari sudut kelas
Memey datang, dan mencoba menenangkan Oza
“Enggak Mey, mata aku
kelilipan.” Oza berusaha menyembunyikan kejadian yang sebenarnya
“Ohh, mana sini aku
lihat matamu, aku akan meniupnya.” Nampaknya Memey percaya dengan apa yang
dikatakan oleh Oza
Oza pun mendekat ke
arah Memey, dan malah menangis dan sekarang mencoba untuk memeluk Memey
“Oza kenapa ?” Tanya
Metta kepada Memey
“Enggak tahu, katanya
kelilipan, kok malah nagis begini.” Memey berusaha menjelaskan keadaan
“Ayo sudah-sudah, masuk
ke kelas, ada pak Jhon.” Metta membalasnya, tapi dirinya masih penasaran dengan
keadaan Oza yang sebenarnya
“Iya Mba.”
Sambil mengusap air
matanya, Oza meminta Memey untuk sms kepada pria itu, pria yang tadi membuat
dirinya menangis.
***
Hari berganti hari,
minggu berganti minggu dan begitu dengan bulan. Selama itu Oza terus di sakiti
oleh pria itu, benar! Pria itu adalah aku. Sampai pada perpisahan sekolah, Oza
masih belum bisa melupakan kejadian yang di alaminya, kejadian yang penuh
dengan lara dan derita. Tetapi Oza terus bersabar, dirinya mampu melewati semua
itu dengan sikap yang begitu dewasa,mungkin Oza ada perasaan yang tersampaikan
kepada pria itu.
Waktu, waktulah yang
menghapusnya seiring berjalannya waktu, Oza sangat nyaman dengan keadaannya
sekarang, ia sekarang sudah terpisah dari pria yang terus menyakitinya ketika
masih sekolah SMA, tetapi berbeda dengan pria itu, kini dirinya menyesal dengan
sikapnya yang dahulu ia lakukan, memang segala sesuatu akan terasa bila sudah
tiada, andaikan pria itu bisa bertemu kembali dengan Oza, maka pria itu akan
meminta maaf kepadanya, dan mencoba menebus semua kesalahnnya. Karma, ya !
mungkin ini adalah karma utnuk pria itu, karena karma datang kepada siapa saja,
bila kau menanam maka kau yang akan menuainya.
“Maafkan kesalahanku,
bila aku memang salah, tetapi janganlah berubah, karena kau tak akan mampu
berubah seperti power ranger, perlakukanlah aku sebagaimana perasaanmu tentang
keberadaanku.”
No comments:
Post a Comment