Thursday 8 May 2014

Oza Maafkan Aku



“Ozaaa, kesini !”  aku memanggil Oza yang berada di dalam kelas
“Iya, ada Oppa ?” Oza datang dengan segera dengan nafas terengah-engah
 “Tolong ambilkan jaket di tempat duduk, jangan pake lama.” Aku menyuruh oza, sambil menunjuk ke dalam kelas
“Baik Oppa.” Oza menurut saja pada perintahku, Oza adalah teman sekelasku yang berjenis kelamin wanita, yang selalu aku membutuhkan bantuannya
Ketika akan berlari mengambil jaket, kakiku sengaja untuk menyenggol kakinya, dan benar saja oza pun jatuh terkapar, karena kejahilanku. Kemudian ia di bantu bangun oleh Memey dan langsung mengambil jaket yang berada di atas meja tempat dudukku.
“Ini Oppa jaketnya.” Oza berbicara seperti tidak ada terjadi apa-apa sebelumnya
“Bagus, sini mana handphonemu, aku pinjam untuk buka twitter.” Belum sempat di jawab oleh Oza, aku merampas handphone yang ada di genggamannya
“Oppa Malik, handphoneku sedang tidak di paket, jadi akan mahal bila Oppa buka untuk internetan.” Oza memelas, mencoba menatap ke mataku yang sedang sibuk memainkan handphone miliknya
“Itu bukan urusanku, kita ini adalah teman, jadi kita harus saling berbagi.” Seakan tidak mendengarkan suara Oza yang memelas, aku malah sengaja membuka opera mini untuk segera twitteran.
“Ya, kalau Oppa Malik sudah bilang begitu, aku tidak kuasa untuk menolaknya.” Mata Oza mulai menitikan air mata, ia hanya mengangguk beserta air matanya yang tumpah
“Kamu memang temanku yang baik, aku akan cari makan dulu, nanti suruh memey untuk sms kalau ada guru masuk ke kelas.” Aku lantas pergi, tanpa memperdulikan oza yang menangis karena sikapku
“Iya.” Kali ini jawabannya begitu singkat
***
“Oza kenapa menangis ? pasti gara-gara Oppa Malik, sudah-sudah, dirinya memang begitu.” Dari sudut kelas Memey datang, dan mencoba menenangkan Oza
“Enggak Mey, mata aku kelilipan.” Oza berusaha menyembunyikan kejadian yang sebenarnya
“Ohh, mana sini aku lihat matamu, aku akan meniupnya.” Nampaknya Memey percaya dengan apa yang dikatakan oleh Oza
Oza pun mendekat ke arah Memey, dan malah menangis dan sekarang mencoba untuk memeluk Memey
“Oza kenapa ?” Tanya Metta kepada Memey
“Enggak tahu, katanya kelilipan, kok malah nagis begini.” Memey berusaha menjelaskan keadaan
“Ayo sudah-sudah, masuk ke kelas, ada pak Jhon.” Metta membalasnya, tapi dirinya masih penasaran dengan keadaan Oza yang sebenarnya
“Iya Mba.”
Sambil mengusap air matanya, Oza meminta Memey untuk sms kepada pria itu, pria yang tadi membuat dirinya menangis.
***
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan begitu dengan bulan. Selama itu Oza terus di sakiti oleh pria itu, benar! Pria itu adalah aku. Sampai pada perpisahan sekolah, Oza masih belum bisa melupakan kejadian yang di alaminya, kejadian yang penuh dengan lara dan derita. Tetapi Oza terus bersabar, dirinya mampu melewati semua itu dengan sikap yang begitu dewasa,mungkin Oza ada perasaan yang tersampaikan kepada pria itu.
Waktu, waktulah yang menghapusnya seiring berjalannya waktu, Oza sangat nyaman dengan keadaannya sekarang, ia sekarang sudah terpisah dari pria yang terus menyakitinya ketika masih sekolah SMA, tetapi berbeda dengan pria itu, kini dirinya menyesal dengan sikapnya yang dahulu ia lakukan, memang segala sesuatu akan terasa bila sudah tiada, andaikan pria itu bisa bertemu kembali dengan Oza, maka pria itu akan meminta maaf kepadanya, dan mencoba menebus semua kesalahnnya. Karma, ya ! mungkin ini adalah karma utnuk pria itu, karena karma datang kepada siapa saja, bila kau menanam maka kau yang akan menuainya.
“Maafkan kesalahanku, bila aku memang salah, tetapi janganlah berubah, karena kau tak akan mampu berubah seperti power ranger, perlakukanlah aku sebagaimana perasaanmu tentang keberadaanku.”

No comments:

Post a Comment