Friday 2 May 2014

Memey Gadis IndoCina




“Jadi kamu pilih Naga itu ketimbang aku ? kau anggap apa aku selama ini ? “ Tanya aku yang kebingungan
“Bukan maksudku seperti itu, dia adalah orang pertama yang telah mengisi celah di hati ini, maaf, maafkan aku oppa.” Memey menjawab sambil memberikan isyarat dengan tanggannya
“Ku kira kau akan memilihku, ternyata tidak, kau hanya anggap aku sebagai angin lalu.”
“Oppa, dengarkan penjelasanku dulu, aku akan pergi ke depok dan meninggalkanmu di sini, di kota Karawang ini.” Memey berusaha menenangkan suasana, ia kini menatap aku yang sedang berdiri melihat danau
“Jadi ini akhir pertemuan kita ? teganya ! setelah kau melukai, sekarang kau berusaha pergi ?” Aku balik menatap ke arah Memey, sebentar ia menatapku, namun setelah itu ia tertunduk
“Tenanglah, ini bukan seperti yang dipikiran oleh oppa, aku pergi karena memang aku belajar disana, aku akan merindukanmu.” Dengan nada yang agak keras Memey berusaha meyakinkanku
“Ya! Jauh sebelum kau berkata ini aku sudah tau, karena adanya kita bertemu adalah untuk berpisah, dan inilah saatnya, aku mengerti, terima kasih untuk semuanya, terima kasih sudah selalu menyenangkan, sarangheo.”
“Tapi ini bukan akhir segalanya, kau bisa menyususulku di depok, atau kau rela menunggu 3-4 tahun lagi.”
Ternyata pria itu pergi, meninggalkan Memey, gadis cantik keturunan Indo-Cina, tanpa pamit, tanpa membalas ucapan Memey yang terakhir, nampaknya pria itu amat kecewa, Memey lalu menangis, air matanya membasahi pipi, tetapi pria itu semakin menjauh seolah-olah tidak memperdulikannya.
***
6 bulan setelah kepergian Memey, dia sudah sangat nyaman berada di depok, mungkin sudah melupakan pria yang sempat mengisi di hatinya, ada banyak lelaki yang baik. Memey untung saja tidak sendirian, dia satu kosan dengan temannya yaitu Puspeh, Memey adalah gadis baik tetapi agak manja, iya sempat di vonis terkena penyakit veritgo, tetapi mudah-mudahan sudah sembuh.
Sabtu, 15 Febuari 2014. Hari masuk kuliah semester kedua, Kali ini Memey di ajak makan oleh Puspeh, mereka makan di Restoran sederhana yang berada di bawah kosan yang di tempatinya, sedang enak-enaknya makan malam, terdengar ada sms ke handphonenya.
“Aku melihat kamu, kamu pasti enggak lihat aku, kamu pakai formalin ya ? karena tidak berubah, masih jelek seperti yang dulu, ku harap hatimu juga tidak berubah, karena hatiku juga tidak berubah selalu mengharapkanmu, kamu harus makan yang banyak, biar gemuk, tetapi meski begitu aku tetap ada untukmu, sampaikan salamku juga pada Puspeh, katakan padanya, Puspeh jangan banyak tertawa, karena kamu cantik ketika tertawa, takutnya dosen suka sama kamu he he he, ini aku Oppa yang manis.”
Memey bagaikan tersambar petir, tubuhnya mematung setelah membaca sms itu, ia tidak percaya, apakah pria itu kini sedang ada di Depok dan sedang memperhatikannya, langsung ia keluar dan melihat keadaan di sekitar, ternyata hanya ada dua motor mio, ia tidak habis pikir, bagaimana pria itu mengetahui bahwa dirinya sedang makan malam bersama Puspeh sahabatnya.
Namun ia tidak langsung membalas sms tersebut, mungkin ia ragu atau mungkin malu, yang jelas dirinya masih teringat kejadian 6 bulan yang lalu, saat dirinya ditinggalkan oleh pria itu, Memey hanya bisa melihat photo dengan pria itu, mengingatkannya saat-saat perpisahan di sekolah dulu.
Benar saja, lama-lama kebenaran akan terungkap, akhirnya Memey tahu, memang pria itu sedang berada di Depok, mungkin pria itu ingin menyusul dirinya, dan Memey pun merasa bahagia, amat bahagia. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, kemudian  Memey sms pria itu, mengajak dirinya jalan bersama, atau hanya sekedar jogging, tetapi pria itu menolaknya, akan ada alasan untuk pria itu.
Hingga sang waktu yang kembali berbicara, ternyata pria itu hanya beberapa bulan di Depok, tanpa pamit kembali kepada Memey, mungkin ada alasan mengapa pria itu kembali ke Karawang. Tetapi yang tidak di ketahui oleh Memey, sebenarnya pria itu telah menulis surat untuknya, dan diberikannya kepada Dimas, surat sederhana dari spidol dan kertas HVS bekas.
Dan sampai sekarang, Memey tidak tahu surat untuknya, dan ketika mengetahui bahwa pria itu telah meninggalkannya, Memey sangat kecewa, karena pria itu telah berbohong kepada dirinya, padahal sebelumnya pria itu akan berjanji tinggal di Depok sampai dirinya masuk kulliah, nyatanya tidak, pria itu meninggalkannya tanpa sebuah kata perpisahan.
Tetapi itu yang di ingini oleh pria itu, ia rela di anggap sebagai pembohong oleh Memey, dan berharap Memey menemukan yang lebih baik dari dirinya disana, karena menurut pria itu, ia akan bahagia, ketika melihat gadis Indo-Cina itu bahagia.
 Aku selalu berdo’a berharap kamu mau denganku, kukira Tuhan lebih berkuasa daripada kau dan kadang-kadang aku berpikir, Tuhan sudah menjodohkan kamu denganku, ketika kau tak mau, kau sudah berani menentang ketentuan-Nya dan menolak kemauanku.”

No comments:

Post a Comment