Pernah sekali aku pergi
ketempat dimana kedamaian aku cari, menelusuri bukit, jejak kaki, sungai,
pabrik industri sampai pesawahan, dengan menaiki kuda besi kemudian aku berhenti
pada suatu tempat di samping perusahaan minyak Pertamina. Suasana harmoni dan
angin menyelimuti keaadan saat itu di tambah gemercik air melupakanku pada kehidupan
dunia yang penuh dengan emosi, mata ini memandang jauh ke depan mengarah kepada
sawah yang berwarna hijau, entah milik siapa. Setelah itu aku berbalik arah dan
melihat seorang pria tua yang memegangi pecut menatap ke arah kambing-kambing,
mungkin kambing itu miliknya atau milik tetangganya yang dititipkan untuk
kemudian di bagi hasil. Sungguh pakaian amat jauh dari kemewahan, memakai topi
dari anyaman bambu juga sepatu bekas yang nampak tak layak pakai, penampilannya
sangat tidak mencerminkan dengan raut wajahnya yang terlihat penuh senyum, penuh
dengan tawa juga canda. Karena alasan itulah aku menyuruh temanku untuk
menghampiri pria tua tersebut agar memberikannya sedikit hadiah, dan pria tua
itu menerimanya dengan penuh hormat. Kemudian mereka berbincang-bincang dan aku
hanya bisa mengawasi dari kejauhan saja serta melihat mereka saling melempar
senyum, setelah itu pria itu jalan di depanku dan meminta izin untuk pulang
lebih dulu maka akupun meng-iya-kannya.
Tak lama setelah pria itu pergi aku yang penasaran menanyakan kepada temanku
perbincangan apa yang telah terjadi tadi, aku tidak bisa menahan tawa ketika
ternyata pria tua itu sebenarnya ingin memberi kode kepada temanku, bahwa
dirinya punya dua orang anak dan semuanya perempuan, bila temanku mau mungkin
pria tua itu sudah menerima temanku sebagai calon menantunya. Dan salah satu
nama anak peremuan dari pria itu adalah Sumi. Aku sejenak tertarik dengan nama
itu, apakah dia keturunan orang Jepang? Ah, bagiku yang penting setia, percaya, dan
sholehah itu sudah cukup mewakili rupa serta keturunan, karena itu awetnya
cinta adanya kesetiaan.
| Kisah-kisah teladan | Inspirasi | Motivasi | Informasi | Bisnis | Kesehatan | | Berbagi Semangat | | Berbagi Kebaikan |
Thursday, 31 July 2014
Monday, 14 July 2014
Capung Pergi Tanpa Pamit
Ketika capung hendak
meminta maaf kepada kupu-kupu, kupu-kupu itu malah menghindar seolah-olah tak
mau mengakui kesalahannya, tetapi kupu-kupu itu masih saja seperti yang dulu
yang tak ingin dirinya disalahkan, begitu juga yang dikatakan oleh ibunya
kepada si capung, bahwa harus selalu mengalah kepada putrinya, tetapi capung
tidak mengiyakannya dia tetap pada pendiriannya yaitu bersikap tegas dan
berusaha untuk adil seadil-adilnya.
“Capung, maaf nak kini
putriku sudah tidak tertarik lagi padamu, sebenarnya sudah sejak dulu dia
tertarik kepada yang lain, dan kepadamu itu hanya sementara saja.” ucap ibu dari kupu-kupu yang di temui capung
di rumahnya
“Jadi begitu, baiklah
untuk itu bolehkah saya menemui dia dan berucap beberapa patah kata untuk yang
terakhir kalinya?” jawab capung yang masih menunjukan sikap tenang
“Nak, kenapa engkau
bilang untuk terakhir kalinya? “
“Karena aku akan pergi,
tak akan mengganggunya lagi, itu yang aku mau, biarlah kasih tulusku dibalasnya
dengan nista.”
“Tak boleh lah seperti
itu, kau memutuskan tali persaudaraan yang sudah terjalin.”
“Bukan aku yang memulai
ini, aku coba mengikuti keinginannya, sebetulnya memang itu maunya. Maaf aku
tak punya banyak waktu, aku pamit.” tanpa menunggu balasan dari ibu kupu-kupu
itu, capung terbang dan pergi menghilang.
Sejak saat itu capung
terus menghibur diri atau mempersibuk dirinya agar tak teringat dengan
kupu-kupu yang telah menghianatinya.
Friday, 4 July 2014
Kasih Sayang Replika
“Tuan-tuan dan
nyonya-nyonya, ada mahluk yang bernama manusia dia terdiri dari dua jenis, pria
dan wanita, fungsinya untuk saling melengkapi. Mereka berpendapat cinta itu
indah, karena bila bukan berarti salah.”
Bila kau punya mantan
janganlah menghinanya karena itu menghina seleramu sendiri, kalau kata ustad
Felix sih #UdahPutusinAja, tapi apa yang diputusin ustad? Kabel listrik gitu? Bukan,
katanya yang diputusin itu hubungannya, jadi jomblo sampai halal gitu, kalau
mutusin silaturahmi jelas gak boleh, jadi cukup say hello saja.
Mungkin kau pernah di
tinggal atau di selingkuhi oleh mereka yang tidak bertanggung jawab kepadamu seperti
apa yang mereka ucapkan saat pertama, masih ingat kata-kata cintanya? Masih ingat
gombal-gombalannya? Apa lagi waktu bilang, tak bisa hidup tanpamu, tapi apa
buktinya? Mereka sekarang masih hidup, bernafas masih dengan paru-paru.
Pernahkah kau mendengar berita seperti ini, “Seorang pemuda ditemukan tewas,
karena tertimbun kenangan masa lalu.” Memang
hidup kita sekarang dipengaruhi oleh masa lalu, jadi masa lalu adalah bagian penting
dalam hidup ini, tapi kita bukan hidup untuk saat ini saja, kita hidup untuk
hari esok yakni masa depan, dan masa depan itu ditentukan dari saat ini,
sudahlah jangan sedih berlarut-larut masih banyak cara untuk menikmati dunia
ini, dunia yang hanya sekali dan wajib kita isi dengan hal-hal yang baik.
Bila ada seseorang yang
memberimu kata-kata manis jangan kau terlena dulu bisa jadi dia hanya
menganggapmu sebagai cadangan, sakit dan sesak mungkin bila kita mengetahui
bahwa hanya dijadikan cadangan, tapi mau bagaimana lagi? Kita terlanjur suka
kepadanya dan berharap dia juga begitu, untuk itu agar kita tidak menjadi
korban oleh mereka-mereka yang memeberikan kasih sayang replika, kita harus
berpikir panjang dan dewasa, kita harus bersikap tenang, jangan terlalu senang
bila bahagia dan jangan terlalu sedih ketika sakit, percayalah kasih sayang-NYA
melebihi dari apa yang kita kira, hidup ini untuk tenang dan cara tenang adalah
selalu dekat kepada-NYA.
Subscribe to:
Posts (Atom)